Sabun asal Indonesia siap meramaikan pasar Madagaskar. Hal ini sejalan dengan dihentikannya penyelidikan pengamanan (safeguard) untuk produk sabun Indonesia setelah sempat tertunda selama lebih dari satu tahun karena pandemi COVID-19.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan keputusan ini tertuang dalam sirkulasi Notifikasi Madagaskar yang dirilis di situs Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 3 Mei 2022.
"Berita baik ini diyakini dapat menjadi dorongan bagi produsen sabun Indonesia untuk kembali menggeliat di pasar Madagaskar setelah terancam dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)," kata dia dalam siaran pers, Senin (13/6/2022).
Dia mengungkapkan produk sabun asal Indonesia dianggap memiliki potensi mengganggu kinerja industri produk serupa karena memiliki kualitas yang kompetitif dengan jangkauannya menyeluruh di Madagaskar.
Baca juga: Jokowi Sebut 22 Negara Setop Ekspor Pangan |
"Namun demikian, keputusan pembebasan BMTP akhirnya diambil dan hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi eksportir Indonesia untuk menjadi lebih bersaing di pasar Madagaskar, terutama sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19 ini," jelas dia.
Sebelumnya, Pemerintah Madagaskar menginisiasi penyelidikan safeguard produk sabun kepada semua negara, termasuk Indonesia pada 14 Agustus 2019. Kemudian pada 14 September 2020, Otoritas Investigasi Madagaskar (ANMCC) merekomendasikan penerapan safeguard measures terhadap produk soap noodle (bahan dasar sabun) asal Indonesia dengan kuota sebesar 6,5 ribu ton per tahun.
Untuk produk yang melebihi kuota akan dikenakan bea masuk tambahan sebesar 34% dengan penurunan 2% setiap tahun hingga tahun keempat. Bea masuk tambahan tersebut juga akan diberlakukan untuk impor produk sabun jadi.
Namun, Pemerintah Madagaskar akhirnya memutuskan untuk tidak menerapkan tindakan safeguard meskipun ANMCC berpandangan industri produk sabun di Madagaskar mengalami kerugian material akibat impor produk serupa. Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Veri Anggrijono mengungkapkan, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi keputusan Pemerintah Madagaskar. Di antaranya melalui konsultasi dan komunikasi informal dengan pihak Madagaskar.
Dia menyebut kesuksesan ini tidak terlepas dari kerja sama antarinstansi Pemerintah Indonesia dan pelaku usaha. Langkah proaktif untuk menyikapi penyelidikan ini patut ditiru untuk penanganan kasuskasus lainnya," jelas Veri.
Direktur Pengamanan Perdagangan Natan Kambuno menambahkan, instrumen trade remedies belakangan ini semakin gencar digunakan negara mitra dagang Indonesia, terutama untuk memproteksi industrinya.
"Diharapkan hasil positif ini dapat mengembalikan performa ekspor produk sabun Indonesia yang sempat terganggu ke Madagaskar," tutupnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada periode Januari-Maret 2022 nilai ekspor sabun dengan kode HS 340111, 340119, 340120, dan 340130 ke Madagaskar membukukan angka US$ 1,1 juta.
Nilai ini turun 46,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pada 2021, nilai ekspor sabun Indonesia ke Madagaskar mencapai US$ 13,4 juta.
Simak Video "Yuk! Intip Garasi Bei Budiono, Kolektor Nyentrik Puluhan Mobil Klasik"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/das)