Inggris akan membuat perubahan sepihak pada sejumlah peraturan perdagangan di Irlandia Utara yang ditetapkan usai Brexit. Langkah itu dinilai akan memicu ketegangan dengan Uni Eropa (UE) dan mendorong perang dagang.
Kepala Eksekutif produsen mobil terbesar di Eropa Volkswagen, Herbert Deiss mengaku dirinya baru-baru ini mengadakan diskusi tingkat tinggi dengan Duta Besar Inggris untuk Jerman tentang kemungkinan perang dagang.
"Ada banyak komunikasi yang terjadi," kata Deiss dikutip dari BBC, Selasa (14/6/2022).
Pada makan siang baru-baru ini, seorang pemimpin Eropa ditanya apakah menurut mereka kesulitan di Irlandia Utara dapat menyebabkan perang dagang, dengan singkat dia menjawab iya.
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki mengatakan perang dagang adalah kekalahan untuk semua pihak. Dia menyarankan pertentangan utama yang coba dicari kompromi adalah antara Paris dan London.
"Kami akan mencoba untuk menenangkan situasi antara Prancis dan Inggris sebanyak mungkin karena saya percaya bahwa hanya Putin dan musuh kami yang akan senang dengan ketidaksepakatan antara mitra dekat seperti Inggris dan Uni Eropa," tuturnya.
Pada acara yang sama, Taoiseach Irlandia, Michael Martin berharap perang dagang dapat dihindari karena dampaknya akan mengejutkan dan dinilai tidak perlu.
Saat ditanya apakah UE sedang mempersiapkan daftar barang-barang Inggris yang akan dikenakan tarif, Martin membantahnya.
"Kami tidak akan membahas detail hal seperti itu karena mudah-mudahan itu adalah sesuatu yang tidak pernah kami pikirkan. Untuk saat ini, saya hanya mengatakan pemerintah Inggris dan UE bernegosiasi dan dapatkan teknokrat di sana," katanya.
Lihat juga video 'Inflasi di Inggris Melonjak 9%, Tertinggi Sejak 1982':