Nah Lho! Milenial dan Gen Z Ramai-ramai Resign Karena Tempat Kerja Toxic

Nah Lho! Milenial dan Gen Z Ramai-ramai Resign Karena Tempat Kerja Toxic

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Selasa, 14 Jun 2022 12:32 WIB
I Quit announcement note on black keyboard
Nah Lho! Milenial dan Gen Z Ramai-ramai Resign Gara-gara Tempat Kerja Toxic/Foto: Thinkstock
Jakarta -

Berdasarkan penelitian Deloitte Global 2022 ditemukan bahwa pengunduran diri gen Z dan milenial besar-besaran akan berlanjut. Burnout atau stres kronis disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga alasan utama mengapa kaum muda meninggalkan pekerjaan mereka.

Menurut survei global, sekitar 40% Gen Z (usia 19-24) dan 24% generasi millennial (usia 28-39) ingin meninggalkan pekerjaan mereka dalam waktu dua tahun.

"Ini akan terus menjadi masalah retensi yang signifikan bagi pengusaha," tulis Deloitte dikutip dari CNBC, Selasa (14/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 46% Gen Z dan 45% milenial yang disurvei mengatakan mereka merasa lelah karena lingkungan kerja. Sementara para ahli mengatakan burnout dirasakan di seluruh usia, tapi gen Z dan milenial lebih cenderung merasakan dampaknya.

"Dengan mencari apa yang hilang dalam peran mereka saat ini, generasi muda berharap menemukan budaya dan fleksibilitas yang lebih baik, yang menurut mereka dapat membantu meringankan kondisi kelelahan mereka saat ini," kata Psikolog Dr. Natalie Baumgartner.

ADVERTISEMENT

Resign Jadi Solusi?

Psikolog Dr. Katrina Gisbert-Tay mengatakan resign bukan obat dari segalanya. Meninggalkan pekerjaan mungkin merupakan solusi terbaik dalam beberapa situasi, misalnya, jika budaya tempat kerja toxic. Namun, berhenti dari pekerjaan bukan satu-satunya pilihan.

Daripada menganggap kelelahan sebagai indikasi untuk meninggalkan suatu pekerjaan, sebetulnya ada cara lain yang bisa dilakukan. Baumgartner menekankan bahwa pekerja muda harus mengadvokasi dan menyuarakan kebutuhan mereka di tempat kerja mereka, alih-alih menyerah hingga harus berhenti.

"Mereka mungkin masih memilih untuk keluar tetapi tidak pernah meremehkan perusahaan yang akan mendengarkan, mengenali, dan membuat perubahan untuk meningkatkan kepuasan karyawan," tambah dia.

Bagaimana tips buat bertahan? Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak juga Video: Pertimbangkan Ini Sebelum Resign

[Gambas:Video 20detik]




Menurut Gisbert-Tay, bagian penting dari pekerjaan adalah mengetahui sampai mana batas kemampuan. Untuk itu, ia menyarankan para pekerja muda untuk mengatur waktu mereka.

"Meluangkan waktu 30 menit untuk mengatur jadwal Anda, membuat daftar hal-hal yang perlu Anda prioritaskan, itu sangat penting. Anda mungkin memiliki sejuta hal dalam jadwal Anda, tetapi akan ada lima besar," katanya.

Lalu, hal yang tidak kalah penting adalah pemulihan. Ambil istirahat dari pekerjaan dan gunakan waktu itu untuk pemulihan secara proaktif.

"Burnout membuat kita merasa lelah dan kewalahan. Pemulihan proaktif, melalui aktivitas seperti bertemu teman, menghabiskan waktu di alam, dan mencapai tujuan pribadi memerangi kelelahan dengan memberi energi kembali pada diri kita," kata Vanessa Bohns, profesor perilaku organisasi di Cornell University.

Bagi Gisbert-Tay, tidur adalah kunci dari kesehatan dan cukup tidur adalah penangkal besar untuk kelelahan.


Hide Ads