Sempat Jadi Marbot dan Kondektur
Jika jauh ditarik ke belakang, siapa sangka jika Sofyan Djalil berasal dari keluarga sederhana di Peureulak, Aceh Timur. Sejak kecil dia sudah mencari uang dengan menjual telur itik di daerahnya karena prihatin dengan keadaan ayah sebagai tukang cukur dan ibunya yang guru ngaji.
Sofyan Djalil juga sempat menjadi guru agama di Sekolah Dasar (SD). Setelah mengabdi dua tahun menjadi guru honorer dan tak kunjung diangkat jadi PNS, dia memutuskan untuk beralih profesi bekerja di pabrik karet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak dewasa, dia memutuskan merantau ke Jakarta dan sempat menjadi marbot masjid di Menteng Raya 58 dan kondektur metromini. Pada saat itu juga ia terlibat dalam aktivitas kegiatan kemasyarakatan sebagai aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII).
Seiring perjalanan waktu dengan kegigihan yang dimiliki, Sofyan Djalil akhirnya bisa kuliah di Universitas Indonesia. Suatu ketika dia berkenalan dengan Ratna Megawangi dari IPB Bogor, sampai mereka menjalani kehidupan keluarga dan kuliah di Amerika Serikat (AS).
(aid/ara)