Holding pariwisata dan pendukung (InJourney) yang dipimpin PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 9,5 triliun di 2023. Suntikan modal itu ditujukan untuk beberapa anggota holding salah satunya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC) yang merupakan pengelola Candi Borobudur.
Wakil Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia Edwin Hidayat Abdullah menjelaskan, TWC mendapat alokasi PMN sebesar Rp 500 miliar untuk visitor management.
Dia menjelaskan, pengunjung Candi Borobudur akan dibatasi 1.200 per hari. Nantinya, yang bisa naik ialah untuk mereka yang punya kepentingan keagamaan, kenegaraan, penelitian atau pendidikan. Maka itu, manajemen pengunjung diperlukan. Ia menyebut, akan dibangun kereta gantung alias kergan di Candi Borobudur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita membuat cable car supaya orang bisa melihat Borobudur dari tempat yang berbeda," katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (15/6/2022).
Dia memaparkan, PMN juga akan dialokasikan ke holding untuk penguatan modal dan integrasi sistem. Kemudian, sebanyak Rp 150 miliar untuk transformasi Sarinah.
"Sarinah 2 tahun bisa dibilang mati suri, karena memang malnya dalam rekonstruksi ritelnya, tapi sudah soft opening bulan Maret. Memang kehidupan Sarinah ditopang oleh bisnis penyewaan properti dan sedikit dari perdagangan," terangnya.
Berikutnya, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) mendapat alokasi Rp 650 miliar. PMN itu untuk pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sanur.
"Untuk ITDC Rp 1,7 triliun untuk penguatan modal dan pengembangan infrastruktur KEK Mandalika dan juga untuk Tana Mori Labuan Bajo," katanya.
Kemudian, PT Angkasa Pura I mendapat alokasi PMN Rp 3,5 triliun untuk pengembangan infrastruktur bandara hingga restrukturisasi permodalan. Lalu, sebanyak Rp 2,5 triliun dialokasikan untuk penguatan jumlah penerbangan.
"Terakhir adalah untuk penguatan jumlah penerbangan. Jadi Rp 2,5 triliun ini dimaksudkan untuk mengatasi gap jadi akan jadi investasi InJourney ke perusahaan airlines untuk mengatasi kurangnya jumlah pesawat akibat perusahaan penerbangan yang sudah merugi dan sebagian sudah tutup atau gulung tikar," paparnya.
(acd/zlf)