Jakarta -
Sosok Chairul Tanjung atau CT saat ini telah dikenal masyarakat, sebagai salah satu pengusaha sukses Indonesia. Nyatanya, untuk bisa sampai di titik kesuksesan tersebut CT telah mengalami berbagai rintangan, tantangan, hingga kegagalan.
Siapa sangka? Bos CT Corp itu dulunya pernah menjadi seorang 'juragan' fotokopi di kampusnya saat duduk dibangku kuliah. Dikutip dari buku berjudul 'Chairul Tanjung Si Anak Singkong' yang disusun oleh Tjahja Gunawan Diredja, berikut adalah kisahnya:
CT yang kala itu berkuliah di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI), mencoba untuk memanfaatkan peluang dengan menawarkan jasa fotokopi. Pada saat itu, sang dosen selalu mewajibkan semua mahasiswa, tanpa kecuali, untuk memiliki buku asisten praktikum yang disusunnya. Buku diktat tersebut, juga terkait dengan kepentingan kegiatan praktikum para mahasiswa di FKG-UI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua praktikum yang ada harus berdasar pada buku asisten praktikum yang dikeluarkan dosen. Buku itu tipis, hanya sekitar 20 halaman, dan semua mahasiswa wajib punya, diperbanyak dengan fotokopi," kata CT dikutip dari bukunya tersebut, Senin (20/6/2022).
Di lingkungan Kampus UI di Jalan Salemba Raya, Jakarta, saat itu memang telah banyak bertebaran tukang fotokopi. CT pun akhirnya mencoba menanyakan kepada berapa ongkos fotokopi, ke para tukang fotokopi tersebut. Dan ia mendapatkan jawaban, kalau mereka rata-rata menawarkan tarif Rp 25 per lembar. Berarti, total Rp 500 harus dikeluarkan oleh setiap mahasiswa untuk bisa memfotokopi buku tersebut.
Chairul Tanjung pun berpikir untuk memanfaat peluang tersebut. Akhirnya dia mencoba mendatangi Hardi teman semasa SMP di Van Lith yang telah dipercaya memimpin operasional percetakan. Ct langsung meminta tolong ke Hardi untuk mencetakkan buku asisten praktikumnya tadi. Nah, tanpa banyak bertanya, Hardi langsung membantu CT dengan mematok biaya hanya Rp 150 saja. Dari situ, CT mengaku pulang dengan hati agak senang karena melihat peluang di depan mata.
Esoknya CT kembali ke kampus dan menawarkan kepada teman-teman dengan harga Rp 300 saja, untuk mencetak buku asisten praktikum yang di Jalan Salemba sekitar kampus seharga Rp 500. Tentu teman-temannya itu tidak keberatan dengan selisih harga yang lebih murah. Sejatinya, teman-teman kampusnya tidak mengetahui tempat CT memperbanyak buku diktat tersebut.
"Teman-teman kampus tidak mengetahui tempat saya memperbanyak buku diktat tersebut. Ini salah satu rahasia berdagang, pikir saya," ujar Chairul Tanjung.
Lanjut ke halaman berikutnya
Dengan mendapatkan selisih harga dari uang fotokopi buku diktat, jika dilihat dari teman satu angkatan yang berjumlah 100 orang, tentu bisnis ini bisa mendatangkan keuntungan yang lumayan bagi CT sebagai mahasiswa. CT pun mendapatkan keuntungan dari jasa fotokopinya tersebut sebesar Rp 15.000.
Ia mengaku uang sebesar itu bisa didapatkan dengan proses mudah. Menurutnya, kuncinya juga sederhana, yaitu jaringan dan kepercayaan. "Saya percaya keuntungan Rp 15.000 yang pertama tersebut merupakan momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya," katanya,
Akhirnya, dari situ ia mampu mendapatkan puluhan ribu rupiah berikutnya, ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Lalu, kabar mengenai harga fotokopi CT yang jauh lebih murah dibanding di toko-toko sekitar kampus waktu itu meluas begitu cepat, tidak hanya di angkatan FKG, tetapi juga hampir di semua jurusan, hingga terdengar ke telinga beberapa dosen.
Ketika CT melihat di kampus ada ruangan kosong di bawah tangga, CT menggunakan ruangan itu untuk bisnis fotokopinya. Karena jika Ia harus pulang pergi dua hingga tiga kali seminggu Salemba-Grogol untuk fotokopi, waktu yang terbuang terlalu banyak.
"Kalau saya bisnis fotokopi di kampus, hal itu akan lebih mudah. Lagi pula, para mahasiswa pasti akan lewat tangga itu. Waktu itu belum ada tangga berjalan, apalagi lift. Saat mengajukan kepada otoritas kampus juga relatif gampang. Kedekatan dengan berbagai elemen kampus tidak menyulitkan saya saat meminta izin untuk memanfaatkan area kosong di bawah tangga tersebut," ungkap CT.
Pihak kampus pun langsung mengizinkan. CT dengan cepat menghubungi teman yang punya mesin fotokopi, untuk menaruh mesinnya di situ. CT tidak mungkin sendiri seharian duduk menjaga tempat fotokopi tersebut, karena ia juga harus kuliah. AKhirnya, CT cukup meminta komisi Rp 2,5 untuk setiap lembar fotokopi di situ. Dengan cara itu, Ct juga tidak mungkin dibohongi oleh penjaga mesin fotokopi, karena sudah ada alat penghitung (counter) di setiap mesin sebagai alat kontrol. Sejak saat itu, dirinya pun dikenal sebagai sang 'Juragan Fotokopi Kampus'.
Nah, itu tadi salah satu kisah menarik dari salah satu orang terkaya di Indonesia saat ini. Penasaran dengan cerita inspiratif CT lainnya? detikers bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan CT lho!
Caranya gimana? Lihat di halaman berikutnya.
Cukup Klik Download E-Book dan Download E-Book & Bertemu CT. Untuk login pastikan kamu telah memiliki akun MPC atau sebagai nasabah dari Allo Bank. (Klik di sini untuk download)
Login dengan masukan nomor telepon dan password akun MPC atau Allo Bank. Bagi yang ingin mengunduh e-book sekaligus mendaftar acara "Makan Malam dan Dialog Bersama Chairul Tanjung" wajib memiliki Allo Prime dan menjawab pertanyaan pada form pendaftaran.
Setelah menjawab pertanyaan, e-book sudah langsung bisa diunduh. Sedangkan, pengumuman orang yang berkesempatan makan malam bareng dengan CT akan diumumkan Senin, 25 Juli 2022.
Untuk diingat, kesempatan makan malam dan ngobrol bareng CT hanya untuk 60 orang terpilih. Undangan hanya untuk satu orang dan tidak dapat dialihkan.
Bagi 60 peserta terpilih pada tanggal 28 Juli 2022 wajib melakukan pendaftaran ulang di Lobby Gedung Transmedia Tendean, Jakarta Selatan pukul 16.00 WIB dan mengikuti seluruh rangkaian acara yang telah ditentukan. Jangan sampai kelewatan ya!
Simak Video "Tanda Syukur Ulang Tahun ke- 60, CT Bagikan E-Book dan Undang Makan Malam"
[Gambas:Video 20detik]