Sri Lanka Bangkrut! Krisis Energi, Warga Kabur ke Luar Negeri

Sri Lanka Bangkrut! Krisis Energi, Warga Kabur ke Luar Negeri

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 24 Jun 2022 06:00 WIB
Sri Lankan students pull an effigy of President Gotabaya Rajapaksa as they march demanding him resign over the economic crisis in Colombo, Sri Lanka, Monday, June 20, 2022. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
Kondisi Terkini Sri Lanka yang Dikabarkan Bangkrut. Foto: AP/Eranga Jayawardena

3. Krisis Energi

Sri Lanka mengalami kekurangan BBM yang kronis. Antrean kendaraan meliuk-liuk membentang beberapa kilometer di banyak SPBU hingga membuat banyak orang harus menunggu lebih dari 10 jam.

Sri Lanka berupaya mendapatkan minyak secara kredit di tengah lilitan utang. Negara di Asia Selatan itu mencoba menghubungi beberapa perusahaan dan negara untuk mendapat pasokan BBM, salah satunya Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengatakan dirinya telah mendapat balasan dari perusahaan Rusia yang disarankan oleh Duta Besar Rusia di Kolombo.

"Kami juga telah mengirim pesan kepada Duta Besar Sri Lanka di Rusia, Janitha Liyanage," kata Wijesekera seraya menambahkan bahwa prosesnya memakan waktu, dikutip dari NDTV.

ADVERTISEMENT

4. Sekolah Libur

Krisis BBM juga membuat Sri Lanka menutup sekolah dan menghentikan layanan pemerintahan yang tidak penting selama dua pekan sejak Senin (20/6). Untungnya rumah sakit serta pelabuhan laut dan udara utama di ibu kota masih beroperasi.

5. Ratusan Ribu Warga Kabur

Peliknya situasi di Sri Lanka membuat ratusan ribu warga dilaporkan mulai berbondong-bondong meninggalkan negaranya. Hal itu terkuak dari melonjaknya permintaan paspor.

Dalam lima bulan pertama 2022, pihak imigrasi dilaporkan telah mengeluarkan 288.645 paspor dibandingkan dengan 91.331 pada periode yang sama tahun lalu.

Di Departemen Imigrasi dan Emigrasi, tempat orang mengantre berjam-jam untuk mengambil foto dan sidik jari mereka, pejabat senior mengatakan 160 anggota staf kelelahan. Mereka berusaha memenuhi permintaan paspor saat ini.

Departemen telah memperketat keamanan, memperluas jam kerja dan melipatgandakan jumlah paspor yang dikeluarkan. Tetapi setidaknya 3.000 orang menyerahkan formulir setiap hari.

"Sangat sulit berurusan dengan masyarakat karena mereka frustrasi dan tidak mengerti bahwa sistem tidak dilengkapi untuk menangani permintaan semacam ini. Jadi mereka marah dan menyalahkan kami, tetapi tidak ada yang bisa kami lakukan," kata H.P. Chandralal, pejabat setempat, dikutip dari Reuters.



Simak Video "Video Gemerlap Cahaya di Perayaan Waisak Sri Lanka"
[Gambas:Video 20detik]

(aid/das)

Hide Ads