WNI di Sri Lanka Belum Dievakuasi, Bagaimana Nasibnya?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 27 Jun 2022 08:06 WIB
Foto Kondisi Terkini Sri Lanka Saat Mengalami Krisis. Foto: AP/Eranga Jayawardena
Jakarta -

Sri Lanka bangkrut atau mengalami krisis ekonomi dan membuat masyarakatnya kesulitan akibat langkanya BBM, gas dan mahalnya barang kebutuhan pokok. Duta Besar RI Dewi Gustina Tobing mengungkapkan warga negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka sepakat jika evakuasi saat ini belum menjadi pilihan utama.

Dewi juga telah berdialog dengan WNI yang ada di Sri Lanka terkait krisis ini. Dia menyebutkan saat ini media lokal maupun internasional sebelumnya sudah memberitakan soal ekonomi Sri Lanka yang benar-benar bangkrut akibat utang dan mengalami kekurangan pangan, bahan bakar dan listrik.

Dia memprediksi masa-masa sulit akibat bangkrutnya perekonomian akan berlangsung empat hingga lima bulan mendatang hingga cairnya bantuan IMF. Dalam kaitan ini, Dubes Dewi meminta WNI siapkan cadangan pangan di rumah meskipun di kota-kota tertentu sudah terdapat pembatasan pembelian beras sebanyak 5 kg per orang. "KBRI telah menyiapkan sembako bagi WNI yang sangat membutuhkan," kata dia dalam siaran pers, Senin (27/6/2022).

Dewi menyebutkan pihak KBRI saat ini terus mengikuti perkembangan krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka, khususnya dalam memantau ketersediaan pangan yang menjamin masih terpenuhinya kebutuhan pokok WNI.

Dari pantauan KBRI, makanan pokok masih tersedia hingga empat bulan mendatang dengan impor utama dari India dengan credit line. Setelahnya, pemerintah Sri Lanka diperkirakan akan terus mengupayakan ketersediaan pangan tersebut.

Selain menyiapkan sembako, KBRI juga telah menyusun rencana kontijensi guna membantu WNI jika situasi terus memburuk dan segera memerlukan penanganan. Saat ini KBRI menilai situasi masih terkendali untuk ketersediaan makanan, dan telah mengadakan pendataan untuk membantu WNI berpendapatan kecil yang mengalami kesulitan akibat kenaikan harga atau yang kehilangan pekerjaan.

KBRI belum memandang perlunya evakuasi wajib bagi WNI yang tinggal di Sri Lanka pada saat ini karena kebutuhan pokok makanan masih dapat terpenuhi. Meskipun bahan bakar dan gas rumah tangga mengalami kelangkaan, pemerintah Sri Lanka tetap mengupayakan suplai terus berlangsung sehingga tidak terjadi kelangkaan dalam jangka waktu yang terlalu lama.

Dari hasil dialog, terungkap bahwa para WNI umumnya masih dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup secara layak dan sepakat dengan KBRI bahwa saat ini belum pada tahapan perlunya evakuasi. Terdapat Sebagian kecil WNI yang mengalami kesulitan yang telah dan akan terus dibantu oleh KBRI. Hasil dialog juga mengungkap bahwa WNI umumnya masih dapat mengelola situasi krisis dan sebagian saling memberikan bantuan kepada WNI lainnya.

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat yang telah membantu sesama WNI dan selanjutnya akan terus berkomunikasi dan membantu WNI yang sangat memerlukan bantuan," jelas dia.

KBRI terus melakukan pemantauan situasi serta berkomunikasi dengan seluruh WNI yang pada Juni 2022 berjumlah lebih dari 500 orang. KBRI juga mendukung dan membantu sepenuhnya bagi WNI yang memutuskan untuk sementara meninggalkan Sri Lanka karena krisis.

Pada dialog, Dewi juga menyambut baik kedatangan perwakilan 200 orang WNI pekerja untuk proyek pengurukan sungai dan konstruksi pembangunan salah satu hotel di Colombo yang baru berlangsung selama 3 bulan.

"Keberadaan 200 WNI pekerja konstruksi membuktikan bahwa pembangunan masih berjalan dan masih terbuka peluang mendatangkan tenaga kerja dari Indonesia meskipun Sri Lanka sedang alami krisis ekonomi," ujarnya.



Simak Video "Video Gemerlap Cahaya di Perayaan Waisak Sri Lanka"

(kil/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork