Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menawarkan negara-negara anggota PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) program ekonomi biru untuk menghadirkan laut sehat sehingga bisa mendorong produk perikanan guna menjaga ketahanan pangan global. Adapun program tersebut berisi mengenai kebijakan penangkapan ikan terukur dan perluasan daerah konservasi.
Hal ini disampaikan Menteri Trenggono saat mengisi acara Blue Food Coalition yang menjadi rangkaian kegiatan United Nation Oceans Conference (UNOC) 2022 yang berlangsung di Lisbon, Portugal, Senin (27/6).
"Dalam kesempatan ini Indonesia berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut melalui kebijakan baru kami yakni kebijakan perikanan ikan terukur berbasis kuota untuk menanggulangi penangkapan ikan yang berlebihan dan untuk melestarikan populasi ikan," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/6/2022).
Sebagai negara maritim, Indonesia adalah rumah bagi ekosistem laut dan keanekaragaman hayati laut. Bahkan Indonesia masuk sebagai salah satu produsen dari hasil perikanan tangkap dan budidaya terbesar di dunia.
Menurutnya, dengan adanya kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota bisa menggantikan sistem perikanan yang sudah lama diterapkan. Kebijakan tersebut sebagai upaya untuk menghadirkan solusi agar penangkapan ikan di lautan tetap terkendali dan ekosistem terjaga.
"Kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota juga untuk menjawab persoalan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing yang masih terjadi di wilayah perairan yurisdiksi Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan kebijakan tersebut merupakan upaya dari Pemerintah Indonesia guna melawan praktik IUU fishing seperti yang disampaikan pada UNOC tahun 2017 di New York.
"Kebijakan ini akan mengatasi praktik penangkapan ikan yang berlebihan dan mengubahnya menjadi praktik penangkapan ikan yang sah secara hukum, dilaporkan dan diatur, melestarikan populasi ikan dan pengawasan terhadap aktivitas penangkapan ini akan berbasis satelit," jelasnya.
Pihaknya juga berupaya melakukan perluasan kawasan konservasi perairan Indonesia seperti melakukan perluasan kawasan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Sehingga diharapkan ekosistem laut bisa terus terjaga.
Trenggono mengatakan sejumlah program tersebut merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk menjalankan komitmen yang telah disampaikan pada UNOC lima tahun lalu di New York.
Khusus untuk konservasi, ia menyebutkan Indonesia telah melakukan perluasan kawasan pelestarian seluas 20 juta hektare dengan realisasi 28,4 juta hektare di 2021.
"Jadi kunjungan ke acara UNOC ini adalah bagian dari komitmen kita, kontribusi kita pada dunia terutama terhadap climate change. Jadi ada tiga poin dulu yang kita janjikan, yang menjadi tugas kita di UNOC pertama di 2017 itu sudah kita penuhi semua," tutupnya.
Simak Video "Misi Mengembalikan Kejayaan Perikanan Indonesia"
(prf/ang)