d'Mentor: Gimmick Marketing

d'Mentor: Gimmick Marketing

Edward F. Kusuma - detikFinance
Kamis, 30 Jun 2022 13:31 WIB
Jakarta -

Baru-baru Ini, muncul lagi kasus marketing berujung petaka. Niat hati ingin mendatangkan konsumen dengan gaya promosi unik, akhirnya dicela karena mengandung SARA.

Dalam era digital, kreativitas memang menjadi faktor utama. Tujuannya adalah menciptakan forum diskusi yang akhirnya berujung menjadi topik pembahasan yang meluas. Dalam episode d'Mentor sebelumnya, praktisi digital marketing Suryadin Laoddang menegaskan bahwa kemampuan seorang marketers dalam interaksi di akun sosial media adalah tolok ukur keberhasilannya.

"Secara general membuat konten itu menjadi viral engagement tinggi ada dua pendekatan,"ujar Suryadin dalam acara d'Mentor detikcom, Kamis (26/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Suryadin menjelaskan bahwa tim brand perlu memahami siapa saja target audiencenya. Dengan begitu, strategi marketingnya pun bisa disesuaikan. Namun, bukan sebuah kesalahan bila viral adalah targetnya. Maka, yang diperlukan adalah analisis tren konten serta metode penyebarannya yang berhasil menarik perhatian masyarakat.

Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa riset pasar digital menjadi dasar sebelum melakukan penetrasi lewat konten. Jimmi Mohtar, seorang konsultan digital marketing menjelaskan bahwa hasil riset memungkinkan seseorang untuk tepat membidik peluang bisnis dengan materi promosi. Tujuannya, memperkecil resiko kegagalan bisnis.

ADVERTISEMENT

Kegagalan yang sering terjadi dalam digital marketing adalah tidak memahami positioning brand yang ingin dijual. Tidak hanya itu, terkadang seorang marketers terlalu puas saat kontennya 'termakan' oleh netizen. Padahal, konten menarik yang laris belum tentu sebanding dengan perilaku konsumen untuk menjajal produk yang ditawarkan.

Sementara itu, pengamat marketing Yuswo Hady memiliki rumus khusus untuk mendongkrak penjualan. Dalam unggahannya di instagram, ia menjelaskan bahwa word of mouth akan lebih bertuah bila digabungkan dengan FOMO (Fear of Missing Out). Lalu bagaimana cara mengaplikasikannya? Apa saja batasan-batasannya? Apa saja pertimbangan agar promosi menjadi senjata yang tidak berbalik menyerang diri sendiri?

Menghadirkan Yuswo Hady (Pengamat Marketing & Managing Partner Inventure) dan Jimmi Mohtar (digital marketing consultant), saksikan d'Mentor dengan tema "Gimmick Marketing" Kamis, 30 juni 2022 pukul 19.00 WIB. Bagi anda yang ingin berpendapat atau bertanya, sampaikan langsung di kolom komentar atau bergabung dalam diskusi melalui link zoom yang disediakan.

(vys/vys)

Hide Ads