Petani Ramai-ramai Jual Sawit ke Malaysia
Viral di media sosial Instagram, video petani ramai-ramai menjual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke Malaysia. Dalam video itu, petani mengirim menggunakan sampan atau perahu kayu dan truk.
Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, hal itu dilakukan oleh petani sawit di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu bukan hoax, itu benar terjadi. Petani menjual TBS ke Malaysia menggunakan alat transportasi seadanya bertaruh nyawa. Ini masalah perut, mereka juga harus berpikir untuk keluarga," tuturnya kepada detikcom, Senin (4/7/2022).
Meski begitu, Gulat mengakui bahwa tindakan yang dilakukan oleh petani sawit tidak diizinkan oleh peraturan negara.
"Sekalipun itu tidak diizinkan secara peraturan negara. Tetapi ini masalah perut," lanjutnya.
Alasan petani menjual TBS ke Malaysia, karena banyak pabrik kelapa sawit (PKS) yang sudah tidak menerima TBS dari petani. PKS sendiri tidak menerima TBS karena pasokan sudah penuh dan tidak mampu lagi menampung.
"Banyak pabrik di sana menolak TBS dan sebagian besar pabriknya sudah tidak lagi beroperasi. Karena itu tangki CPO belum turun. Ekspor belum sama sekali (lancar)," lanjutnya.
Selain alasan pabrik TBS di Indonesia penuh, harga juga menjadi pertimbangan. Harga TBS di Malaysia itu sekitar Rp 4.800/kg, sedangkan di Indonesia khususnya di Kalimantan hanya Rp 800 sampai Rp 1.100/kg.
Sementara ini, menurut Gulat tidak ada perusahaan yang membeli TBS petani seharga Rp 1.600/kg, seperti yang diimbau Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
"Mereka kan juga berhitung, kalau dibeli Rp 1.600/kg harga CPO harus Rp 9.000, sementara CPO kita Rp 7.000, tumpur mereka dong. Mana ada perusahaan mau rugi," jelasnya.
"Imbauan itu (Rp 1.600) kami berterima kasih, tetapi itu bukan solusi untuk saat ini, solusinya bagaimana memperlancar ekspor supaya berputar," tutupnya.
Simak Video "Blak-blakan Zulkifli Hasan Urus Minyak Goreng Hingga Jatah Kursi Menteri PAN"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)