Sudah lewat lima hari sejak Hari Raya Idul Adha, namun harga cabai-cabai di pasaran ibu kota masih stabil di angka yang relatif tinggi. Hal ini tidak hanya membawa keresahan bagi para pedagang di pasar tetapi juga para ibu-ibu rumah tangga sebagai konsumen.
Kalau kita menarik lebih jauh, melambungnya harga cabai ini terjadi hampir 3 bulan lamanya, sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri. Namun, hal ini tidak membuat para pedagang pasar dan pembelinya terbiasa dengan harga cabai yang stabil di harga tinggi itu.
Sebut saja Ira, salah seorang ibu rumah tangga yang ditemui detikcom di Pasar Tebet Timur. Ira mengatakan, dirinya mengaku resah dengan kondisi harga pangan terutama bumbu dapur yang tak kunjung turun.
"Jangankan penjual, pembeli juga luar biasa ini meningkatnya," kata Ira kepada detikcom, Jumat (15/07/2022).
Di Pasar Tebet Timur sendiri untuk harga cabai merah besar di sekitar Rp 140 ribu per kg, cabai kriting merah Rp 100 ribu per kg dan cabai rawit merah Rp 110 ribu per kg.
Di sisi lain, Ira mengaku memang tidak pernah membeli cabai hingga berkilogram-kilogram. Namun, kenaikan harga ini sangat terasa ketika ia mau membeli cabai sebanyak Rp 5 ribu maupun per ons.
"Kemarin pas Idul Adha nggak dapet itu Rp 5 ribu, nggak dikasih. Mahal bener. Uang belanjaan bisa habis cuma buat beli cabai," tuturnya.
Sementara itu, Yani, pedagang sayuran yang melayani Ira juga menambahkan, masih banyak pelanggannya yang mengeluhkan harga cabai ini. "Duh bukan banyak yang ngeluh lagi udah pingsan ini. Bagus nggak TBC," tutur Yani.
Sementara itu, Ani, pengunjung pasar lainnya juga merasakan kepusingan yang sama. Ani sendiri merupakan salah satu pemilik warung makan, sehingga peningkatan harga pangan ini sangat memberikan dampak pada pemasukannya.
"Wah bukan pusing lagi. Turunnya juga ini jadi nggak beda jauh dari sebelum lebaran Idul Adha," ujar Ani.
Ani mengatakan, kenaikan harga pangan yang paling berdampak pada jualannya ialah bumbu dapur dan minyak goreng. "Penurunan untung ialah pasti. Biasanya bisa dapet sekitar 50%an, sekarang jadi 30%an," tambah Ani.
Kondisi harga pangan seperti saat ini, kata Ani, ujung-ujungnya hanya mengorbankan rakyat kecil. Baik itu para petani, pedagang, maupun pembeli seperti dirinya, apalagi jika pembeli tersebut belanja untuk kebutuhan usaha.
"Akhirnya ngakalinnya dengan beli bumbu halus, atau beli sedikit aja tapi dicampur cabai lain. Seenggaknya biar ada pedes-pedesnya dikit," tuturnya.
Simak Video "Video: Harga Cabai di Lumajang Jatim Rp 112 Ribu Per Kilogram, Sebelumnya Rp 50 Ribu"
(das/das)