Tahu kah kamu bahwa di Negeri Jiran Malaysia terdapat sesosok miliarder yang mendapatkan julukan dewa judi. Julukan tersebut disematkan kepada miliarder Malaysia, Tan Sri Lim Kok Thay, yang memimpin Genting Hong Kong.
Meski demikian, tampaknya julukan tersebut akan segera ia tanggalkan. Sebab Lim Kok Thay dikabarkan telah mengundurkan diri dari jabatannya di perusahaan induk Genting Hong Kong.
Melansir dari Forbes, Lim Kok Thay telah mengundurkan diri sebagai ketua dan CEO Genting Hong Kong hanya beberapa hari setelah operator kapal pesiar Star Cruises mengajukan kebangkrutan karena pandemi Covid-19 terus menghantam industri pariwisata.
Lim bersama dengan wakil CEO Genting Hong Kong Colin Au mengundurkan diri pada hari tepat tiga hari setelah perusahaan mengajukan petisi penutupan perusahaan.
Dalam data terbaru Forbes, kekayaan Lim Kok Thay menurun US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun. Genting Hong Kong mengalami pada paruh pertama tahun 2021, mencatat kerugian mencapai US$ 743 juta atau setara Rp 10 triliun.
Meski begitu, kesengsaraan perusahaan Lim Kok Thay mungkin tidak memiliki konsekuensi besar untuk operasi Genting lainnya. Bisnis perusahaan Genting Malaysia Bhd dan Genting Singapore Ltd, tidak memiliki kepemilikan saham silang dengan Genting Hong Kong, kecuali Lim menjadi pemangku kepentingan umum dari keempat cabang perusahaannya.
Lantas bagaimana sosok dari Lim Kok Thay ini?
Melansir dari CNNIndonesia, Lim adalah putra kedua dari mendiang Lim Goh Tong, pendiri Genting Highlands, Malaysia. Lim dikenal sebagai raja judi keturunan Tionghoa.
Pria kelahiran 16 Agustus 1951 silam tersebut meneruskan mengelola resor judi yang ditinggal mati oleh sang ayah pada Oktober 2007 itu. Walaupun, ia telah menjabat sebagai direktur Genting sejak 1976, ketika sang ayah masih hidup.
Ketika sang ayah pensiun pada Desember 2003, Lim sudah diangkat menjadi CEO Genting. Sejak saat itu lah, Lim terus berekspansi lewat Genting, terutama di industri pariwisata dan hiburan, termasuk resor judi.
Di bawah kepemimpinan Lim, Genting mengembangkan merek-merek tempat rekreasi, seperti Resorts World, Maxims, Crockfords, dan Awana.
Genting juga sukses besar setelah menjalin kemitraan dengan merek-merek rekreasi kelas dunia, antara lain Universal Studios, Hard Rock Hotel, Outlet Premium, Synthetic Genomics, dan lain sebagainya.
Bahkan, Lim lewat Genting, membantu Mashantucket Pequots ikut mendirikan Foxwoods Resorts Casino di Connecticut, AS, seluas 340 ribu meter persegi, yang sekaligus menjadikannya sebagai tempat kasino terbesar di AS.
Tidak cuma itu, pada 2005, Lim melebarkan sayap bisnis kasinonya hingga ke Inggris lewat Genting UK Plc dan berhasil menjadi operator kasino terbesar di Britania Raya.
Di sisi lain, ia terus berekspansi dengan Resorts World Genting (sebelumnya Highland Resort) dan sukses membawa bisnis rintisan sang ayah menjadi resor terkemuka di dunia sejak 2005-2010, dan didapuk sebagai resor kasino terkemuka Asia pada periode yang sama.
Meski begitu, kesengsaraan perusahaan Lim Kok Thay mungkin tidak memiliki konsekuensi besar untuk operasi Genting lainnya. Bisnis perusahaan Genting Malaysia Bhd dan Genting Singapore Ltd, tidak memiliki kepemilikan saham silang dengan Genting Hong Kong, kecuali Lim menjadi pemangku kepentingan umum dari keempat cabang perusahaannya.
(fdl/fdl)