Terlilit Utang Rp 1,3 M karena Forex, Pria Ini Bangkit Jadi 'Dewa Snack'

Saatnya Jadi Bos

Terlilit Utang Rp 1,3 M karena Forex, Pria Ini Bangkit Jadi 'Dewa Snack'

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 23 Apr 2021 21:00 WIB
Terlilit Utang Rp 1,3 M Gegara MLM Bodong, Pria Ini Bangkit Bisnis Camilan
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Nekat dan tak ada pilihan lain adalah modal Bagas Alimpad dalam memulai bisnis pada 2015. Kini dirinya disebut 'dewa snack' karena membawahi 12 merek camilan terkenal.

Pria kelahiran 1997 asal Kediri itu kini telah memiliki reseller yang jumlahnya ribuan orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Ia bisa memproduksi 7.000-10.000 camilan per bulan, dengan omzet ratusan juta rupiah.

"Bisa dikatakan kita jual ratusan ribu pcs sebulannya. Pendapatannya nggak usah disebutin pokoknya cukup lah, per pcs Rp 10.000-an, ratusan juta lah (omzetnya) sebulan," kata Bagas kepada detikcom, Jumat (23/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, ada cerita kelam di balik lahirnya bisnis camilan ini. Semua berawal dari dirinya yang terlilit utang Rp 1,3 miliar akibat merekrut investor dalam bisnis forex (foreign exchange). Di usianya yang saat itu baru menginjak 17 tahun, Bagas sudah bermain investasi dengan risiko tinggi dan mengelola uang orang lain.

"Jadi aku rekrut investor untuk diputar uangnya ke money game dan forex-nya tapi karena risikonya gede ya sudah bangkrut di situ. Kalau di total secara keseluruhan total (utang) itu Rp 1,3 miliar. Investor nagih brutal, mereka nggak mau tahu yang penting uangnya minta dikembalikan," jelasnya.

ADVERTISEMENT
Terlilit Utang Rp 1,3 M Gegara MLM Bodong, Pria Ini Bangkit Bisnis CamilanFoto: Dok. Pribadi

Bagas menjelaskan awal mula terjebak dalam investasi itu dari mengikuti seminar tentang multi level marketing (MLM). Dia mengikuti Investasi yang menggunakan skema ponzi salah satunya MMM (Manusia Membantu Manusia) karena tergiur dengan keuntungan yang didapat.

"Saya ikut di situ nggak ngapa-ngapain dapat uang. Yang saya masukkan pertama Rp 20 juta, nggak ngapa-ngapain dapat 6 juta, jadi dapatnya Rp 26 juta. Misalkan kita mainkan lagi Rp 30 juta, nggak ngapa-ngapain dapat Rp 9 juta. Kalau sudah seperti itu yakinkah kita mau untuk bekerja? Makanya saya tekuni itu akhirnya saya memberanikan diri untuk merekrut investor," jelasnya.

Malangnya pada suatu hari menjelang ujian nasional (UN) SMA, Bagas mengetahui bahwa website dari investasi tersebut sudah diblokir oleh pemerintah. Otomatis uangnya bersama 14 investor yang ditanganinya hilang, jumlahnya Rp 1,3 miliar. Utang tersebut sudah lunas pada 2019.

"2015 tepatnya menjelang UN di 17 tahun saya, semua modal, laba, investor yang duitnya saya masukkan ini ternyata website-nya hilang dan ternyata website ini sudah terblokir sama pemerintah. Jadi semua website money game, skema ponzi, judi online, MLM abal-abal ketika 2015 kita ketik website-nya itu nggak ada," tuturnya.

Mulai Usaha untuk Bayar Utang

Saat mengetahui investasi yang dijalaninya ternyata bodong, dunia seakan gelap bagi Bagas. Sehari-hari cacian dari para investor datang, namun dia juga meyakinkan bahwa utang tersebut akan dilunasi bagaimanapun caranya.

"Dunia sesiang-siangnya, matahari sesinar-sinarnya tetap gelap, apalagi malam. Setiap hari saya dapat teror, 'kembalikan uangku, kamu itu masih kecil tapi ngebohongin orang tua, ini aku benar-benar nol ayo kapan kembalikan', tirunya saat ditagih investor.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak Video: Coach Yudi Beri Tips Beradaptasi Saat Pandemi

[Gambas:Video 20detik]



Dengan tekad yang besar untuk membayar kerugian para investor, Bagas mencoba bangkit dengan meminta bantuan kepada pamannya yang sebagai petani jamur tiram. Dari situ dia mendapat ide untuk mengolahnya menjadi camilan jamur krispi.

"Di situ saya mulai pelan-pelan mendapat pemasukan minimal untuk diri sendiri, nah pelan-pelan ternyata responsnya baik, reseller di mana-mana," imbuhnya.

Bagas menyebut awal mula memulai bisnis jamur krispi ini tanpa modal. Dia hanya menerapkan sistem pre order (PO) di mana baru membuat ketika ada orang memesan untuk menjadi reseller, kemasan awalnya juga sangat sederhana.

"Aku panasin lilin untuk merekatkan plastik buat packaging. Ngaduk bumbu pakai stoples, itu saya lakukan kurang lebih dua tahun," katanya.

Saat itu Bagas tak berani menjual bisnisnya di media sosial karena saat mempromosikan, yang datang di kolom komentar hanyalah para korbannya untuk menagih utang. Untuk itu, awalnya dia menjual jamur krispinya di alun-alun Kediri, lampu merah, hingga pameran. "Saya hajar semua yang penting dapat cashflow, utang bisa lunas, pribadi bisa survive," tegasnya.

Bagas memberikan tips bahwa untuk membuat bisnis berkembang harus bergaul dengan komunitas yang berisi pengusaha seperti dirinya yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Dari situ dikatakannya akan mendapat kemudahan semacam bantuan dan bisa belajar bagaimana mengelola bisnis yang benar.

"Di sana kita bisa ngobrol, bisa sarapan bareng yang omzetnya Rp 20 miliar. Saya ikut Kadin karena rata-rata fasilitator dari government itu didapatkan dari Kadin. Bantuan, apapun itu karena posisi saya nggak punya uang untuk modal," ucapnya.

Setelah bisnisnya semakin berkembang, Bagas memutuskan untuk merekrut para artis seperti Ricky Harun, hingga Valentino 'Jebret' Simanjuntak untuk dibuatkan berbagai brand ambassador camilan yang berbahan dasar jamur, pisang, usus, hingga makaroni.

"Pokoknya artis-artis sudah merapat ke kita, ya sudah setiap artis kita bikin satu brand dan munculnya berbagai macam brand yang saat ini kurang lebih ada 12 brand di tempat kami," ucapnya.

Brand-nya sudah terjual di mana-mana berkat reseller, bukan berarti tak ada kendala untuk menjalankan bisnis. Bagas mengaku kendalanya saat ini adalah usianya yang masih muda sebagai pemimpin, sehingga sering disepelekan oleh pegawainya yang memiliki usia lebih matang.

"Di situlah tantangannya karena kita harus maintain mereka yang secara usia sudah dewasa, secara pengalaman sudah matang, tapi dengan posisi kita sebagai leader, dengan pengalaman dan usia yang minim bisa disepelekan dan macam-macam," tuturnya.

Meski begitu, bagaimanapun sebagai pemimpin harus bisa mengatasi kendala tersebut demi keberlangsungan usahanya yang telah melibatkan banyak orang. Kamu mau menjadi salah satu reseller camilannya? Hubungi 081999236644 atau kunjungi Instagram @fck_corp.


Hide Ads