Harga kebutuhan pokok di Inggris seperti minyak goreng, telur, roti, dan beras naik hingga 8,5%. Di Inggris, inflasi menyentuh 9,1% yang merupakan tertinggi dalam 40 tahun.
Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK) Gatot Subroto menyarankan mahasiswa Indonesia yang berencana melanjutkan studi di Inggris agar mencermati kondisi ini dan bijak mengelola keuangan, terutama penerima beasiswa pemerintah.
"Pada bulan September, Inggris akan memasuki tahun ajaran baru. banyak mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang mempersiapkan diri berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studi S1 hingga S3. Mereka harus siap mengatur uang dengan baik, sebab biaya sewa rumah, listrik, gas, dan kebutuhan pokok naik drastis," kata Gatot dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (16/7/2022).
Pada April 2022, perusahaan listrik dan gas menaikkan tarif hingga 54%. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 1970. Tarif ini diperkirakan naik kembali pada Oktober 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kartika Sari, mahasiswi di University of Nottingham mengakui lonjakan terbesar terjadi pada tarif listrik dan gas. Ia mendapat surat dari perusahaan energi bahwa tarif akan naik dari 1.300 GBP atau Rp 25 juta per tahun menjadi 2.200 GBP atau Rp 40 juta per tahun.
"Dana beasiswa terkuras untuk membayar sewa rumah, biaya listrik, dan gas," ujarnya. Selain itu, tarif transportasi seperti trem juga naik 30%.
Naiknya komoditas energi dipicu keluarnya Inggris dari Uni Eropa, serta akibat perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan gejolak harga minyak dunia.
Gatot mengatakan, biaya visa dan asuransi kesehatan di Inggris naik dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar universitas di Inggris juga menaikkan biaya pendidikan kepada mahasiswa asing.
"Biaya kuliah dan biaya hidup naik, terutama yang akan berkuliah di kota besar seperti London. Jadi bagi yang kuliah dengan beasiswa harap berhemat, dan bagi mahasiswa yang kuliahnya dibiayai orang tua harus memiliki rencana finansial jangka panjang yang sangat matang," saran Gatot.
Yorga Permana, mahasiswa doktoral bidang Ekonomi di London School of Economics mengatakan harga sewa rumah di London naik cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan data dari UK Office of National Statistics (ONS) atau Biro Pusat Statistik Inggris yang menyebutkan harga rumah naik rerata 12,4 persen dibanding tahun 2021.
"Sewa per kamar saat ini di London mulai dari 650 GBP (sekira Rp 12 juta) per bulan, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 600 GBP. Sedangkan mahasiswa yang membawa keluarga harus mencari setidaknya rumah dua kamar yang harga sewanya mulai dari 1.300 GBP (setara Rp 25 juta) per bulan" ujar Yorga.
Kenaikan harga juga terjadi di kota-kota kecil di Inggris. Di Nottingham misalnya, biaya transportasi publik naik signifikan
Gatot berharap para mahasiswa, terutama mahasiswa doktoral mengelola dana beasiswa yang diterima dengan baik. Sebab, sebagian mahasiswa doktoral Indonesia membawa keluarga, yang tentu saja terdampak kenaikan harga dibanding mahasiswa lajang.
"Kami pun berharap pemerintah Indonesia dapat menyesuaikan dana beasiswa yang diperoleh oleh mahasiswa. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa harga-harga mengalami kenaikan cukup signifikan," ujarnya.
(ara/ara)