Jumlah Pesawat di RI Bakal Bertambah, tapi Nggak Bisa Instan Nih!

Jumlah Pesawat di RI Bakal Bertambah, tapi Nggak Bisa Instan Nih!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 18 Jul 2022 13:32 WIB
Wide-angle view of a modern aircraft gaining the altitude outside the glass window facade of a contemporary waiting hall with multiple rows of seats and reflections indoors of an airport terminal El Prat in Barcelona
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/skyNext
Jakarta -

Industri penerbangan tanah air dihinggapi masalah baru setelah dihantam pandemi COVID-19, yaitu kekurangan pesawat. Kurangnya pesawat terjadi saat lonjakan permintaan penerbangan.

Menurut Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nur Isnin Istiartono kurangnya jumlah pesawat membuat konektivitas masyarakat berkurang. Saat ini maskapai hanya fokus ke rute yang banyak penumpangnya saja, padahal banyak rute yang butuh dilayani.

"Saya appreciate rekan-rekan masih bertahan menjaga konektivitas yang memang turun, khususnya ke daerah. Kami rasakan sendiri konektivitas ini turun karena armada turun," kata Nur Isnin dalam webinar Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi), ditulis Senin (18/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nur Isnin mengatakan maskapai sudah mulai mengajukan izin penerbangan baru ke berbagai rute di tanah air. Ada sekitar 90-an armada yang disiapkan untuk terbang dan menutup defisit jumlah pesawat di Indonesia.

"Sejauh ini sudah ada rilis izin 90-an armada yang akan diadakan lagi oleh rekan-rekan maskapai," sebut Nur Isnin.

ADVERTISEMENT

Yang jadi masalah, persiapan agar puluhan armada ini bisa terbang lagi tak mudah dan butuh proses panjang. Selain perizinan, maskapai juga harus mempersiapkan kelaikan pesawat untuk terbang dan yang terpenting sumber daya manusia (SDM).

Selama pandemi COVID-19, banyak armada maskapai berkurang. Awak pesawatnya pun jadi berkurang seiring dengan pengurangan armada. Persiapan awak pesawat mulai dari pilot hingga pramugari tak bisa secepat itu dilakukan.

"Kami catat tak mudah untuk mengadakan armada lagi, namun butuh waktu terkait proses kelaikan dan human capitalnya," ungkap Nur Isnin.

Maskapai ungkap jumlah pesawat kurang. Cek halaman berikutnya.

Jumlah Pesawat Terbatas

Sebelumnya, WKU Bidang Perhubungan Kadin Indonesia Denon Prawiraatmadja memaparkan ketersediaan pesawat di Indonesia saat ini sangat terbatas untuk menyambut kenaikan jumlah penumpang.

Jumlah pesawat turun hingga 40% dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Kekurangan ini menjadi masalah baru bagi pelaku usaha maskapai penerbangan di Indonesia.

"Saat ini kami catat ada tantangan baru yang harus dihadapi sektor penerbangan. Hal itu adalah ketersediaan pesawat yang sangat terbatas, saat ini jumlahnya cuma 40% dari posisi sebelum pandemi," ungkap Denon dalam webinar yang dilakukan oleh Kadin Indonesia, Kamis (30/6/2022) yang lalu.

Akibat dari berkurangnya jumlah pesawat bukan cuma tak bisa mengimbangi pertumbuhan penumpang saja, namun juga banyak rute-rute penerbangan yang hilang. Maskapai saat ini hanya fokus untuk terbang di rute-rute gemuk, sehingga konektivitas ke banyak daerah terhambat.

"Preferensi airlines saat ini hanya pada rute prioritas dan slot-slot kosong perlu dioptimalkan lebih banyak," ujar Denon yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Maskapai Indonesia alias INACA.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pernah menyatakan bila jumlah armada pesawat di Indonesia bertambah dan defisit kebutuhan terbang tertutup, bisa saja harga tiket pesawat yang saat ini sedang tinggi-tingginya jadi turun.

Sandiaga mengatakan pemerintah sudah meminta beberapa maskapai untuk meningkatkan frekuensi penerbangannya. Beberapa maskapai pun sudah komitmen akan menambah armadanya, seperti Air Asia, Lion Group, hingga Pelita Air.

"Jadi, dengan penambahan jumlah penerbangan, ada beberapa maskapai komit seperti Air Asia, Lion Group, dan Pelita Air nanti kuantitas penerbangan bisa ditingkatkan, sehingga harga tiket bisa diturunkan," papar Sandiaga ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2022) yang lalu.


Hide Ads