Di Luar Dugaan, Pertumbuhan Ekonomi Korsel Melesat di Kuartal II

Di Luar Dugaan, Pertumbuhan Ekonomi Korsel Melesat di Kuartal II

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 26 Jul 2022 08:36 WIB
Ilustrasi bendera Korea Selatan
Foto: Ilustrasi
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan secara tak terduga melesat di kuartal II-2022. Hal ini didukung oleh kuatnya konsumsi di tengah pelonggaran pembatasan karena COVID-19.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/7/2022), ekonomi Korea Selatan tumbuh 2,9% pada kuartal II-2022 secara tahun ke tahun (yoy). Angka itu lebih tinggi dari proyeksi analis 2,5%. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Korsel di kuartal II-2022 9tu lebih lambat dibanding kuartal I-2022 yang mencapai 3,0%.

Bank of Korea (BOK) sendiri memperkirakan produk domestik bruto kuartal II-2022 naik 0,7% kuartal ke kuartal (qoq), lebih cepat dari pertumbuhan kuartal pertama 0,4%. Serta, di atas perkiraan survei Reuters 0,4%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ekonom mengatakan data yang optimis memungkinkan bank sentral untuk melanjutkan pengetatan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang. Bank sentral sendiri baru saja menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin.

"Perekonomian pasti akan melambat karena inflasi yang berkepanjangan dan meredanya ekspor, tetapi data yang solid hari ini adalah dorongan yang baik bagi bank sentral yang melihat inflasi sebagai risiko utama untuk saat ini," kata Chun Kyu-yeon, ekonom di Hana Financial Investment.

ADVERTISEMENT

BOK telah menaikkan suku bunga secara gabungan 1,75% menjadi 2,25% dari rekor terendah 0,5% sejak Agustus tahun lalu. Ekonom memperkirakan suku bunga berada di 2,75% pada akhir tahun ini.

Konsumsi swasta melonjak 3,0% setelah mengalami penurunan 0,5% pada kuartal pertama karena pemerintah menghapus hampir semua pembatasan COVID-19 pada April lalu.

Ekonomi Korea juga didorong oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah setelah parlemen menyetujui anggaran tambahan 62 triliun won (US$47,33 miliar) beberapa minggu setelah Presiden Yoon Suk-yeol menjabat pada awal Mei.

Namun, ekspor dan pengeluaran perusahaan untuk fasilitas produksi merosot di tengah perlambatan ekonomi China dan dampak dari perang di Ukraina. Serta, gelombang pengetatan kebijakan moneter global untuk memerangi inflasi.

Ekspor menyusut 3,1% pada periode April-Juni dari kuartal sebelumnya. Investasi modal turun untuk kuartal keempat berturut-turut sebesar 1,0% menyusul kontraksi 3,9% pada periode Januari-Maret.




(acd/das)

Hide Ads