Waspada! Tanda-tanda Pelemahan Ekonomi Mulai Terlihat

Waspada! Tanda-tanda Pelemahan Ekonomi Mulai Terlihat

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 27 Jul 2022 16:56 WIB
Ilustrasi Sri Mulyani
Foto: Ilustrator Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai risiko global yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kenaikan harga komoditas sejak awal 2022 membuat inflasi melonjak di berbagai negara.

Sri Mulyani mengatakan saat ini tanda-tanda pelemahan ekonomi global mulai terlihat dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang terus menurun. Penurunan ini terjadi setelah adanya penguatan sebelumnya.

"Dengan adanya berbagai perkembangan geopolitik, inflasi dan respons policy kita lihat tanda-tanda pelemahan ekonomi global mulai terlihat. Secara global PMI sekarang sudah menurun di 5,2, Thailand sudah nyaris di level 50, Malaysia di 50, Indonesia di 50. Beberapa negara juga menunjukkan adanya PMI Manufaktur yang terkoreksi ke bawah atau cenderung menuju kepada level netral atau bahkan kontraksi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA secara virtual, Rabu (27/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan risiko ini, Dana Moneter Internasional (IMF) melakukan revisi outlook ekonomi dunia di mana tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 3,2% dari prediksi sebelumnya 3,6%. Begitu juga di tahun depan hanya tumbuh 2,9% dari sebelumnya 3,6%.

"Dunia akan mengalami penurunan atau pelemahan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan. Ini revisi yang bahkan sudah diberikan warning mungkin akan mengalami revisi lagi ke bawah apabila semester kedua ini akan mengalami terjadinya tren pemburukan terutama di sisi inflasi dan respons kebijakannya," jelas Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Situasi global yang mengalami kenaikan inflasi dan pelemahan ekonomi diwaspadai akan mempengaruhi Indonesia.

"Jadi inflasi makin tinggi, pertumbuhan makin melemah. Ini kombinasi yang sangat tidak baik bagi lingkungan ekonomi global yang juga harus kita waspadai bisa mempengaruhi Indonesia," tutur Sri Mulyani.

Survei Bloomberg belum lama ini menunjukkan potensi terjadinya resesi di berbagai negara khususnya di Amerika Serikat (AS), Eropa dan beberapa Negara Asia. Indonesia termasuk dengan potensi 3%.

Meski potensi resesi Indonesia jauh lebih kecil dibanding banyak negara lain, Sri Mulyani meminta agar semua tetap waspada.

"Kita harus tetap waspada karena semua indikator ekonomi dunia itu mengalami pembalikan yaitu dari tadinya recovery jadi pelemahan. Pada saat yang sama kita juga melihat kompleksitas dari policy yang bisa menimbulkan spillover policy dari moneter di negara-negara maju berpotensi menimbulkan spillover atau imbas negatif ke negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia harus juga waspada," ujar Sri Mulyani.

(aid/dna)

Hide Ads