Ekonomi RI 5,4%, Menperin: Kontribusi Terbesar Industri Pengolahan

Ekonomi RI 5,4%, Menperin: Kontribusi Terbesar Industri Pengolahan

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 05 Agu 2022 13:21 WIB
Pembiayaan Investasi Sektor Kelautan

Pekerja melakukan penjemuran ikan asin di Komplek Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (7/5/2017). Kamar Dagang dan Industri Indonesia mengharapkan perbankan dapat memperbesar fasilitas pembiayaan investasi dalam sektor kelautan di Indonesia. Grandyos Zafna/detikcom


-. Berbagai jenis ikan asin bisa ditemui di sini. Harga ikan asin di kalangan produsen setempat sekitar Rp 15.000 hingga Rp 30.000 per kilogram. 

-. Para penggemar ikan asin bisa mendapatkan ikan asin langsung dari produsen disini.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia naik menjadi 5,44%. Hal itu disampaikannya dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Penyerapan Garam Lokal antara Industri Pengolahan Garam dengan Petani Petambak Garam Tahun 2022.

Agus menyebut bila angka pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021.

"Alhamdulillah, selamat, pertumbuhan ekonomi kita kembali membaik. Kalau kita bandingkan kuartal 2 2021 dengan kuartal 2 2022 tahun ini, pertumbuhan ekonomi 5,44%," ujar Agus di Gedung Kemenperin, Jumat (5/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila dihitung secara kumulatif, perbandingan pertumbuhan ekonomi di semester 1 2021 dan semester 1 2022, Indonesia juga mengalami pertumbuhan mencapai 5,23%. Agus berpendapat jika hal ini tak lepas dari peran dan kontribusi sektor industri pengolahan.

"Data BPS disampaikan bahwa berkaitan dengan lapangan usaha, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu dari sektor industri kita, sektor industri pengolahan," katanya yang langsung disambut tepuk tangan peserta acara.

ADVERTISEMENT

Menurut Agus, pencapaian ini jelas tidak mudah mengingat kondisi ekonomi global yang sedang gonjang ganjing. Agus mencontohkan ekonomi AS yang mengalami minus 0,79% pada pertumbuhan ekonomi mereka.

Dirinya optimis dan menyebut jika pemerintah akan terus mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi tetap berada di kisaran 5%.

Dalam kesempatan itu, ia turut menyampaikan jika Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia kembali naik setelah sempat turun dalam dua-tiga bulan terakhir. PMI Indonesia tetap di atas 50, yang menandakan Indonesia terus melakukan ekspansi.

"Juli kemarin kita mencatat PMI 51,3, naik dari bulan Juni yang 50,2. Berdasarkan data kami, hanya ada 3 negara yang mampu mencatat kenaikan PMI, salah satunya Indonesia," katanya menambahkan.

Menurutnya, negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat hingga Eropa mengalami penurunan PMI. Hal ini menunjukkan jika ekonomi Indonesia punya prospek yang positif.

(eds/eds)

Hide Ads