Ekonomi Tumbuh Sesuai Ramalan Sri Mulyani, Bagaimana Daya Beli Masyarakat?

Ekonomi Tumbuh Sesuai Ramalan Sri Mulyani, Bagaimana Daya Beli Masyarakat?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 05 Agu 2022 18:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI. Rapat itu membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022
Ekonomi Tumbuh Sesuai Ramalan Sri Mulyani, Bagaimana Daya Beli Masyarakat?/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 sesuai dengan perkiraan pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 5,44% secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan angka ini baik di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi.

"Menandakan tren pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (5/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Margo mengungkapkan sepanjang kuartal II-2022 kinerja perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh faktor domestik dan global. Secara global gangguan rantai pasok dunia berdampak pada kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia dan memberikan keuntungan terhadap ekspor.

Kemudian secara domestik, pelonggaran mobilitas penduduk dan momen hari raya Idul Fitri mendorong ekspansi konsumsi masyarkat sekaligus menjadi stimulus peningkatan suplai.

ADVERTISEMENT

Margo mengatakan dari sisi produksi, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah industri pengolahan, transportasi & pergudangan, dan perdagangan.

Lalu struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi di Pulau Jawa. Sementara itu, pertumbuhan tertinggi dicapai Maluku dan Papua dengan sumber pertumbuhan utama dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian.

"Kebijakan subsidi dan bantuan sosial serta suku bunga yang ditahan cukup efektif dalam mengendalikan inflasi domestik, menjaga daya beli masyarakat dan menjaga kondisi dunia usaha tetap kondusif," ujarnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2022 mencapai 5%. Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang mengumumkan SSK saat ini berada dalam kondisi yang masih terjaga.

"Kuartal II kita memperkirakan tumbuh di atas 5%, terutama untuk kuartal itu 5,01% dan kuartal II itu di atas 5%," tuturnya, Senin (1/2/2022).

Bagaimana dengan daya beli? Cek halaman berikutnya.

Margo juga menjelaskan kondisi pertumbuhan ekonomi ini memang akan mempengaruhi daya beli. Menurut dia untuk daya beli ini dilihat dari angka inflasi inti yang saat ini berada di level 2,86%.

Inflasi di Indonesia tinggi karena volatile food yang disebabkan oleh naiknya harga cabai rawit dan bawang, tapi itu temporer karena cuaca ekstrem dan pasokan yang terbatas, sehingga produksinya berkurang.

Menurut dia, inflasi inti masih moderat dan menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin bagus. "Jadi inflasi inti tumbuh itu indikasi daya beli bagus, hanya saja jangan tumbuh terlalu tinggi. Kalau tumbuh terlalu tinggi, daya beli juga bisa merosot. Tapi kita di 2,86% itu masih moderat, ini yang menunjukkan daya beli kita bagus," imbuh dia.

Sebelumnya BPS telah merilis data inflasi per Juli 2022 yang tercatat 4,94% secara tahunan dan 0,64% secara bulanan. Bank Indonesia (BI) menyebutkan jika kenaikan inflasi ini sumbernya adalah kelompok administered prices.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan pihaknya terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan angka inflasi Indonesia mash di bawah inflasi Thailand 7,7%, India 7% dan Filipina 6%. "Inflasi Indonesia 4,49% masih moderat," ujarnya.


Hide Ads