Jakarta -
Gelombang panas kembali menghantam Eropa. Bahkan di Inggris saja, perusahaan ar minum, Thames Water kelabakan karena kekurangan pasokan air.
Hal ini mengakibatkan peringatan rambu kuning diberlakukan di negara Ratu Elizabeth itu. Suhu di beberapa daerah mencapai 35 derajat celcius, hingga Thames Water mengumumkan rencana larangan penggunaan pipa air.
Perusahaan ini melayani 15 juta orang di seluruh bagian selatan Inggris, termasuk London. Pihaknya mengatakan, pasokan terganggu karena masalah teknis. Tidak hanya itu, kebutuhan air masyarakat juga tidak sebanding dengan pasokan air yang tengah menurun saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penduduk di desa Northend, Oxfordshire mengatakan mereka tidak bisa mandi, menyiram toilet, atau menyiapkan makanan selain menggunakan air kemasan.
Di sisi lain, pihak Thames Water, Cathryn Ross mengatakan, kondisi penyimpanan air perusahaan tersebut sangat rendah. Ditambah lagi, musim panas kali ini curah hujan kurang dari 65% dari yang diperkirakan.
"Kami sedang melihat kurang dari 75% dari penyimpanan kami saat ini ke tempat yang kami harapkan," kata Ross dikutip dari BBC, Kamis (11/8/2022).
Ross menambahkan, Thames Water berencana memberlakukan penghematan air, meningkatkan penyimpanan, dan perencanaan pembuatan waduk baru untuk persiapan musim panas ke depannya, di mana kondisinya berkemungkinan lebih panas lagi.
Oleh sebab itu, Ross mengatakan, pihaknya akan mengumumkan pembatasan penggunaan air sebagai tanggapan atas prakiraan cuaca yang lebih panas dan kering, dengan waktu akan dikonfirmasi lebih lanjut. Pembatasan itu akan menjadi yang ketiga diterapkan di Inggris tahun ini, menyusul larangan Southern Water yang dimulai Jumat lalu di Hampshire dan Isle of Wight.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak juga Video: Panas Esktrem Melanda Inggris dan Wales, Begini Kondisinya!
[Gambas:Video 20detik]
Larangan penggunaan pipa sudah berlaku di Hampshire dan di Isle of Wight, dan lainnya akan mulai berlaku di Kent, Sussex, Pembrokeshire, dan Carmarthenshire. Tidak hanya itu, South East Water juga akan memberlakukan pembatasan serupa di Kent dan Sussex mulai 12 Agustus. Kemudian, Isle of Man juga telah menerapkan larangan sejak Juli lalu.
"Tujuan kami adalah selalu memastikan bahwa kami akan memiliki cukup air untuk memasok pelanggan kami, terlepas dari cuaca," ujar pihak Thames Water.
Dari pernyataan itu, pihak perusahaan menjelaskan bahwa mereka tidak dapat memberikan tanggal pasti untuk dimulainya larangan, karena sejumlah persyaratan prosedural operasional dan hukum. Oleh sebab itu, untuk sementara pelanggan didesak untuk menggunakan air sesuai dengan kebutuhan atau dengan kata lain berhemat.
Perlu diketahui, menurut Met Office, Inggris mengalami Juli terkering tahun ini sejak 1935. Sementara Inggris tenggara dan selatan tengah mengalami bulan terkering sejak 1836. Bahkan, sejak awal tahun ini hingga 6 Agustus, tenggara mencatat 144 hari curah hujan rata-rata kurang dari 0,5 mm. Bahkan beberapa wilayah ada yang tidak melihat hujan sama sekali.
Lebih lanjut, peringatan rambu kuning ini merupakan yang terpanjang yang dikeluarkan Met Office sejak 2021. Meski demikian, kondisi ini lebih rendah dari peringatan rambu merah pertama pada bulan Juli, ketika suhu melebihi 40 C untuk pertama kalinya.
Dr Agostinho Sousa dari UKHTI menekankan, yang terpenting ialah orang-orang yang rentan, seperti orang tua yang tinggal sendiri atau siapa pun dengan kondisi kesehatan yang akan terdampak dengan cuaca panas.
"Saran yang paling penting adalah untuk memastikan mereka tetap terhidrasi, tetap tenang dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah rumah mereka dari kepanasan," kata Sousa.
Tidak hanya perusahaan air minum, kondisi ini juga mempengaruhi masyarakat di berbagai sektor. Seperti halnya yang dialami seorang peternak sapi perah di Shropshire. Ia mengatakan, dirinya mungkin harus mengirim beberapa sapinya untuk disembelih jika tidak ada hujan di bulan Agustus karena berkurangnya jumlah rumput yang tersedia.