Mal Blok M di Jakarta Selatan dulunya merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ramai. Namun, kondisnya kini berbalik 180 derajat di mana mal ini sangat sepi bak kota mati.
Lalu, sejak kapan mal ini mulai ditinggal pengunjung?
Beberapa penjaga ruko di Mal Blok M pun buka suara. Agung, penjaga ruko sepatu mengatakan, mal ini mulai ditinggalkan sejak tahun 2017. Kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai sepi 2017 ke sini, apalagi ditimpa sama pandemi COVID. Pandemi itu 3 tahun ya? 2,5 tahun itu mati, sama aja. Kalau kita buka penglaris aja nggak, ibaratnya. Habis itu mulai ke sini, ya baru tahun ini sih mendingan jualan masih ada," katanya kepada detikcom di Mal Blok M, Jakarta, Kamis (11/9/2022).
Saat masa jayanya, banyak ruko buka di Mal Blok M. Bahkan, Ramayana dan Robinson buka di mal yang terletak di bawah terminal ini.
Lanjut Agung, saat pandemi banyak pedagang memutuskan untuk tutup ruko dan pindah ke tempat lain.
"Ini karena pandemi orangnya pada pindah semua. Pandemi nggak buka toko ibaratnya masih bayar. Ibaratnya yang punya toko itu nggak ada persenan, kita pemasukan aja nggak ada, mau bayar pakai apa, mending kita keluar," terangnya.
Dia menuturkan, sebelum pandemi, setidaknya separuh ruko di mal itu masih buka. Namun, setelah pandemi para pedagang memutuskan untuk pindah.
"Setelah pandemi udah mulai habis semua. Sebelumnya masih lah separuh," katanya.
Momo, penjaga ruko pakaian mengatakan, sebelum pandemi Mal Blok M sebenarnya sudah mulai sepi. Kondisi Mal Blok M diperparah dengan adanya pandemi.
"Sebelum pandemi sebenarnya sudah mulai sepi, nah pas pandemi itu baru (sepi)," ujarnya.
(acd/zlf)