Suntikan Modal Rp 7,5 T Belum Bisa Cair, Bos Garuda Bilang Begini

Suntikan Modal Rp 7,5 T Belum Bisa Cair, Bos Garuda Bilang Begini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 12 Agu 2022 20:52 WIB
Dirut Garuda Indonesia
Foto: Screenshoot 20detik: Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra
Jakarta -

Pencairan penyertaan modal negara (PMN) bagi Garuda Indonesia batal dilakukan bulan ini. Rencananya suntikan modal sebesar Rp 7,5 triliun itu bakal disuntik ke Garuda lewat skema rights issue.

Rencananya, skema penambahan modal pemerintah dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue dan rencana penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement akan direstui dalam RUPSLB hari ini. Namun, hal itu ditunda hingga RUPSLB berikutnya.

"Kami sudah sampaikan di keterbukaan informasi ini (rights issue) akan dilakukan di RUPSLB berikutnya, tanggalnya akan diumumkan secara jelas. Ini dikaitkan dengan keinginan kita untuk memastikan bahwa kepatuhan dan kehati-hatian tetap menjadi bagian kita dalam proses ini," papar Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra, di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Jumat (12/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertimbangan utama rights issue untuk PMN belum bisa dilakukan adalah Garuda harus menyelesaikan laporan keuangan tengah tahunnya sebagai dasar melakukan rights issue.

"Pertimbangan utamanya adalah kita diminta selesaikan laporan keuangan tengah tahunan yang jadi dasar penentuan nilai dan angka untuk proses HMETD bisa terjadi dengan sebaik-baiknya dan se-fair mungkin," jelas Irfan.

ADVERTISEMENT

Tadinya, proses rights issue akan dilakukan dengan dasar laporan keuangan semester II 2021. Namun ternyata proses PKPU ternyata memakan waktu banyak, akhirnya Garuda mesti melakukan rights issue dengan laporan keuangan tengah tahun

"Memang disayangkan bahwa kita lewati batas-batas waktu PKPU yang memungkinkan menggunakan buku 2021 untuk basis HMETD. Jadi syarat awal kita selesaikan laporan keuangan terlebih dahulu," ujar Irfan.

Bagaimana dampaknya buat kinerja Garuda Indonesia? Langsung klik halaman berikutnya

PMN Rp 7,5 triliun yang disuntik lewat rights issue akan digunakan untuk menopang kinerja bisnis Garuda. Termasuk salah satunya menambah pesawat.

Dengan keterlambatan PMN Irfan mengakui memang bisa saja menghambat rencana penambahan pesawat. Namun, pihaknya tak mau menyerah pada keadaan, berbagai solusi dicari agar armada Garuda bisa bertambah dan dapat menopang kenaikan permintaan terbang di tengah masyarakat.

"Apakah akan pengaruhi serviceable pesawat? Kami cari solusi penambahan pesawat terjadi sesuai dengan plan," tegas Irfan.

Salah satu penambahan armada yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan pesawat-pesawat penerbangan haji untuk rute reguler.

"Mohon diketahui, Pak Ade (Ade Susardi, Direktur Layanan dan Niaga Garuda) sudah komit ke manajemen nanti setelah proses pemulangan haji selesai, insyallah mingdep ppesawat yang digunakan haji akan bisa digunakan reguler maupun internasional," sebut Irfan.

Irfan juga menanggapi soal adanya rencana rights issue kedua setelah rights issue PMN selesai dilakukan. Kali ini kabarnya modal yang akan masuk adalah investor strategis. Namun Irfan menegaskan Garuda belum menyatakan secara resmi akan melakukan rights issue kedua, pihaknya masih pikir-pikir untuk melakukan hal tersebut.

"Right issue kedua kami tak pernah confirm, jangan pernah diconfirm kita mau right issue ke dua. Kita akan planning ke sana bila diperlukan dan bisa dimungkinkan," sebut Irfan.


Hide Ads