Tingginya antusiasme dari para pemilik warung yang bergabung dengan ekosistem GOTOKO turut membuktikan bahwa digitalisasi memiliki peran penting dalam mengembangkan bisnis warung. Imran Perjuangan Pohan, pemilik warung di Kramat Jati, Jakarta mengaku mendapatkan sejumlah keuntungan saat melakukan pemesanan barang dagangannya melalui platform GOTOKO.
"Saat pandemi seperti ini, pemesanan barang melalui GOTOKO sangat membantu kami, karena barang-barang yang disediakan sangat lengkap, dan kami juga tidak perlu menutup warung saat memasok barang dagangan kami karena pesanan diproses melalui aplikasi. Apalagi harga yang ditawarkan GOTOKO juga cukup kompetitif," kata Imran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kompleksitas distribusi di Indonesia memang membuat warung sering kali tidak dijadikan prioritas dibandingkan ritel-ritel modern terkait pasokan barang langsung dari brand principals. Hal ini ditunjukkan oleh hampir 80% dari 3 juta warung di Indonesia tergolong sebagai underserved retailers.
Meski demikian, situasi pandemi justru membuktikan bahwa keberadaan warung sangat krusial. Warung menjadi sarana perdagangan utama masyarakat saat mobilitasnya terbatas. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa warung merupakan sarana perdagangan utama di Indonesia yang menjangkau 80% desa/kelurahan di Indonesia.
"Saat pandemi yang membuat ekonomi dan bisnis terganggu, kami justru berdiri dengan keyakinan terhadap daya tahan warung sebagai sarana perdagangan utama masyarakat. Hasilnya, mereka tidak hanya mampu bertahan, melainkan juga dapat mengembangkan bisnisnya lebih efisien melalui platform GOTOKO. Kini dua tahun berdiri komitmen kami masih sama, yaitu untuk membantu para pemilik warung mengembangkan bisnis, meningkatkan pendapatan, dan taraf hidup," jelas Gurnoor.
Secara makroekonomi, keberadaan warung juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi nasional, karena warung merupakan bagian dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berkontribusi lebih dari 65% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Efisiensi bisnis yang dihasilkan dari proses digitalisasi juga akan semakin mendorong pertumbuhan warung.
Gurnoor menilai saat ini merupakan momen yang tepat untuk mendorong digitalisasi warung, karena pandemi yang berangsur pulih ditambah penetrasi ekonomi digital yang sangat pesat saat Indonesia akan memasuki usia ke-77. Sebagai teman terbaik warung, GOTOKO percaya digitalisasi merupakan kunci untuk memperkuat bisnis, sekaligus pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi tahun ini Indonesia juga merupakan penyelenggara Presidensi G20 yang salah satu fokusnya akan membahas ekonomi digital.
(dna/dna)