Krisis global yang diakibatkan pandemi dan kondisi geopolitik global terus dirasakan dampaknya di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Salah satu yang terdampak cukup besar ialah krisis pangan serta harga bahan pokok yang melambung karena dampak perang Ukraina dan Rusia.
Tertahannya sejumlah bahan pokok, seperti gandum, di Ukraina dan Rusia membuat harganya melambung tinggi di berbagai belahan dunia. Bahkan, hal ini disebut turut meningkatkan ancaman kelaparan.
Dalam Program Special CNBC Indonesia Economic Update, Presiden Joko Widodo mengungkap pihaknya sempat mengunjungi kedua negara pada Juni 2022 untuk mengatasi masalah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan mulanya ia mencoba mendorong adanya ruang dialog dan gencatan senjata saat menemui presiden masing-masing negara, yakni Presiden Volodymyr Zelensky dari Ukraina dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia.
"Saya berbicara banyak dengan Presiden Volodymyr Zelensky selama hampir 1,5 jam di Kyiv. Saya ingin agar kedua negara ada ruang untuk dialog, itu saja nggak usah terlalu (mendorong) untuk damai. Yang penting ada ruang untuk ketemu dan dialog terlebih dahulu," ungkap Jokowi, dikutip dari video CNBC Indonesia.
Jokowi menambahkan jika tahap pertama tersebut bisa terjadi, maka bisa dilanjutkan ke tahap kedua yaitu berbicara mengenai gencatan senjata.
"Tapi setelah saya berbicara dengan Presiden Zelensky, memang ruang itu masih sulit," ujar Jokowi.
"Kemudian saya bertemu juga dengan Presiden Putin hampir 2,5 jam, lama sekali. Saya menyampaikan tadi juga mengenai ruang dialog bisa dibuka dan gencatan senjata. Tapi saya melihat juga masih sulit," tambahnya.
Menyadari pihaknya tak bisa ikut campur terkait urusan perang, Jokowi meluncurkan strategi lain untuk menyiasati masalah rantai pasok pangan.
"Karena bagaimanapun dua negara ini menjadi pemasok gandum terbesar di dunia, saya berbicara ke Presiden Zelenskyy beliau menyampaikan ada stok di gudang 22 juta ton dan panen baru 55 juta ton. Artinya, 77 ton gandum ada di Ukraina," terangnya.
Sementara di Rusia, ungkap Jokowi, Presiden Putin mengungkap ada 130 juta ton gandum yang tak bisa keluar karena masalah perang. Sehingga, total ada 207 ton gandum di wilayah perang Ukraina dan Rusia yang terhenti distribusinya.
"Saya tanya, masalahnya apa? Masalahnya tidak ada jaminan bahwa kapal yang masuk ke Odesa, Ukraina dijamin keamanannya. Dari situlah saya juga masuk ke Presiden Putin untuk meminta jaminan bagi kapal-kapal yang membawa gandum keluar dari Ukraina, Putin menyampaikan dirinya memberikan jaminan keamanan kalau hanya itu," jelasnya.
Jokowi mengungkap statement ini sudah ia pastikan bisa diungkap ke media. Bahkan ia pun sudah menyampaikannya ke Sekjen PBB dan perjanjian mencabut blokade pelabuhan Ukraina pun sudah dilakukan per Juli 2022 lalu.
Kendati blokade tersebut sudah dihentikan dan secara angka pertumbuhan ekonomi Indonesia telah naik dari Q1 sebesar 5,01% menjadi 5,44% di Q2 2022, Jokowi tetap mengingatkan agar Indonesia tetap optimis namun realistis. Sehingga dapat terus waspada dan hati-hati dalam menghadapi krisis.