Peluang bisnis barbershop akan terus meningkat dari masa ke masa seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk menjaga penampilan rambut mereka.
"Bisnis ini sangat-sangat menjanjikan. Banyak sekarang itu investor-investor orang kaya yang menginvestasikan uangnya itu di barbershop, banyak sekali," ujar Ketua Asgar Indonesia Irawan Hidayah dalam acara d'Mentor on Location, Kamis (25/8/2022).
Irawan menerangkan ada dua yang jadi tantangan dari usaha pangkas rambut atau barbershop. Pertama, karyawan yang jujur serta berdedikasi dan yang kedua adalah lokasi strategis yang sebanding dengan biaya sewa yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang tempat usahanya itu masih kontrak, maka semakin lama semakin naik (sewanya). Biaya sewa yang tidak terkejar itu menyebabkan barbershop tutup atau dijual tempatnya,"
Irawan menjelaskan, ada metode bisnis yang sekaligus menumbuhkan rasa memiliki serta kepercayaan dalam diri karyawan. Ia meyakini, para pegawainya tidak boleh dilihat sebagai anak buah. melainkan mitra usaha dari barbershop. Dengan demikian, terbangunlah simbiosis mutualisme di antara pemilik bisnis dengan para seniman rambut.
"Tidak ada sistem gaji di kami, sistemnya bagi hasil. Yang artinya, kolaborasi di antara sang pemilik dengan seniman rambut. Bagi hasil setiap hari, kisarannya ada yang 40:60 persen, ada yang 70:30 persen, ada yang 50:50 persen aturannya seperti itu, aturan yang tidak tertulis," ujarnya.
Soal modal awal, Irawan bisa mengira-ira di angka 30-50 juta rupiah. Angka tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, khususnya kelas barbershop yang diinginkan. Sebab, semakin lengkap dan premium peralatannya, semakin besar pula lokasi yang dibutuhkan.
"Kita untuk yang biasa aja, kita harus punya 30 sampai 50 juta, karena sewa di lokasi strategis mahal. Kalau biaya alat bisa dikondisikan, terus kalau alat-alat kan cuma sekali belinya kesananya awet,". pungkasnya.
Baca juga: Bisnis Tahan Banting, Barbershop Asgar |