Bukan Hanya Bansos, Peternak Ungkap Biang Kerok Mahalnya Telur Ayam

Bukan Hanya Bansos, Peternak Ungkap Biang Kerok Mahalnya Telur Ayam

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 26 Agu 2022 14:22 WIB
Harga Telur-Daging Ayam di Trenggalek Masih Mahal
Foto: Adhar Muttaqin
Jakarta -

Harga telur ayam saat ini telah meningkat ke level di atas Rp 30.000 per kilogram (Kg). Peternak mengungkap sebenarnya harga itu meningkat bukan hanya karena pengaruh melonjaknya permintaan untuk bantuan sosial (bansos).

Tetapi ada beberapa faktor lainnya yang mendorong harga telur ayam meningkat, pertama jumlah populasi ayam petelur yang menurun 50% sampai 60%. Penurunan itu terjadi hampir 2 tahun lalu, di mana harga telur di kelas peternak anjlok dan mendorong peternak melakukan pengurangan populasi (afkir).

Pada saat itu, harga telur di peternak anjlok hingga Rp 17.000/kg, di Pulau Jawa Rp 16.000/kg, dengan begitu harga telur di tingkat konsumen memang menjadi Rp 23.000/kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio mengatakan saat ini para peternak mandiri masih dalam proses pemulihan, jadi pasokan telur juga belum normal kembali. Ia memprediksi pasokan telur ayam akan kembali normal pada Oktober 2022 sampai Januari 2023.

"Saat ini memang kami kan untung ya, setelah sebelumnya kami rugi. Kami ya berusaha untuk recovery kembali ya," katanya kepada detikcom, Jumat (26/8/2022).

ADVERTISEMENT

Kemudian, Alvino juga menyebut harga telur sejauh ini memang meningkat karena harga pakan peternak sudah meningkat. Misalnya harga jagung hingga kedelai dan komponen lainya untuk bahan pakan ternak lainnya.

"Bukan sudah relatif naik sih memang sudah stabil itu. Harga pakan bukan hanya jagung ya kedelai juga naik. Sekarang ya harga telur dari peternak Rp 27.000 sampai Rp 28.000/kg. Biasanya harga untuk konsumen itu selisihnya Rp 3.000 jadi paling tinggi ya di konsumsi Rp 30.000 sampai Rp 31.000. Kalau lebih dari itu pasti ada yang goreng," jelasnya.

Berkaitan dengan bansos, Alvino mengatakan pihaknya ada kecurigaan dari pedagang yang sengaja menaikkan harga karena ada pengadaan bansos. Selain itu, kenaikan juga memang ada karena permintaan untuk bansos yang untuk 3 bulan yang dibelanjakan rapel.

"Terkait dengan Bantuan Sosial (Bansos) /Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dirapel selama 3 bulan (Juni-Agustus) berdampak pada kenaikan permintaan telur ayam ras secara signifikan pada Minggu II Agustus 2022. Selain berdampak pada penurunan pasokan telur ke pasar, harga pembelian broker untuk keperluan Bansos juga tidak terkendali (terjadi panic buying) sehingga cukup memiliki dampak psikologis terhadap harga telur ayam ras di pasaran," ungkapnya.

Meski begitu, peternak menilai program Bansos/BPNT tetap diperlukan bagi peternak yang dapat memberikan kepastian saluran yang dapat menjaga stabilitas harga telur ayam ras, maupun bagi masyarakat khususnya kalangan ekonomi ke bawah.

"Selain itu, terjadi peningkatan permintaan sampai dengan 60% sejalan dengan kembalinya aktivitas masyarakat sebagai akibat membaiknya penanganan pandemi Covid-19 dan pelonggaran kebijakan pemberlakuan pembatasan
kegiatan masyarakat (PPKM)," tutupnya.




(ada/das)

Hide Ads