Harga telur ayam yang melonjak masih meresahkan masyarakat. Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga membenarkan bahwa harga telur ayam saat ini tengah tinggi.
Kementerian Perdagangan yakin bisa menekan lonjakan harga dengan berbagai strategi, mulai dari secara masif mengecek harga dan pasokan di pasar-pasar setiap hari.
"Itu menjadi salah satu solusi, mudah-mudahan ini bisa kita tekan dan antisipasi dan solusi supa harga telur turun," katanya usai Launching S.I.A.P QRIS di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (27/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Kemendag juga akan terus berkoordinasi dengan asosiasi peternak untuk meminta masukan-masukan. Jerry juga memastikan masalah kenaikan harga telur ayam ini akan menjadi prioritas untuk ditekan agar harganya turun.
"Tentu kami mengecek, memastikan distribusinya, demand-nya, permintaan memang tengah tinggi. Intinya insyaallah harga bisa turun dan bisa normal. Kita coba terus untuk menelaah mencari solusinya," jelasnya.
Berkaitan dengan penyebab harga telur yang naik, Jerry mengatakan karena permintaan yang tinggi, kemungkinan juga ada masalah dalam distribusi serta mekanisme pasar. Meski begitu, Jerry memastikan saat ini stok aman.
"Stok aman persediaan aman, pak Menteri dan saya juga jajaran Kemendag terus memastikan stok aman dan ketersediaan aman di pasar. Kami ke pasar setiap hari, kami mengecek dan mengevaluasi, memastikan juga distribusinya," lanjutnya.
"Kita terus coba berusaha keras kalau harga-harga yang lain saja bisa turun, tapi mungkin ini (telur) butuh waktu. Kita terus bekerja sama dengan seluruh stakeholder, evaluasi ke bawah, ke pedagang menanyakan apa yang menjadi tantangan ke depan," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas sempat menjamin harga telur ayam akan normal kembali dalam dua pekan ke depan.
"Mudah mudahan paling lambat dua minggu sudah normal, telur ayam udah, walaupun nanti juga kita akan tambah untuk ayam yang petelur itu. Telur ayam memang Rp 31.000 sekarang, tapi waktu saya duduk kan Rp 32.000, sekarang Rp 31.000 sempat turun sampai Rp 26.000-25.000," katanya saat ditemui di Istana Negara, Kamis (25/8/2022).
Meski begitu, dia menambahkan untuk tingginya harga sekarang memang menjadi menguntungkan bagi peternak. Namun menjadi kemahalan untuk konsumen rumah tangga dan usaha.
(ada/ara)