Anak Usaha Telkom Kuasai 35.000 Menara BTS, Apa Dampak buat Netizen?

Anak Usaha Telkom Kuasai 35.000 Menara BTS, Apa Dampak buat Netizen?

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 28 Agu 2022 16:00 WIB
Menara BTS dan Antena TV. 
dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) optimistis konsolidasi menara TelkomGroup dan operator yang terjadi di industri seluler saat ini akan membawa dampak positif bagi perusahaan penyedia menara.

Bagi Mitratel sebagai market leader kepemilikan menara telekomunikasi yang terbesar di Asia Tenggara, langkah konsolidasi tersebut akan membantu dan membuka kesempatan bagi semua operator dalam melakukan ekspansi bisnisnya.

"Tumbuhnya kebutuhan mobile data, berkembangnya teknologi 5G dan IoT (Internet of Things) serta aksi merger operator seluler membawa dampak semakin berkembangnya industri Menara telekomunikasi di Indonesia," kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam kesempatan pemaparannya di acara Telkom Group Investor Day 2022 di Nusa Dua, Bali, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini, lanjut dia, merupakan potensi pasar yang cukup bagus untuk terus bertumbuh. Dengan kepemilikan hampir 35.000 menara atau tepatnya 34.800 menara yang diraih setelah akuisisi 6.000 menara Telkomsel yang lokasinya strategis, tersebar di seluruh Indonesia dan mayoritas berada di luar Jawa ditambah Mitratel menyediakan solusi total melalui skema bundling yang terdiri dari tower leasing, connectivity, dan power to tower menjadikan Mitratel memiliki kekuatan penuh dalam menjawab peluang tersebut.

"Dengan mapping tersebut, kami optimistis strategi ini akan disambut positif oleh semua operator. Apalagi, ditambah 32% menara Mitratel merupakan prioritas utama tenant dari operator seluler," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Teddy Hartoko panggilan akrabnya menambahkan, pasca akuisisi menara Telkomsel, pihaknya lebih agresif meningkatkan tenancy ratio dan perluasan layanan termasuk bisnis pendukung agar dapat meningkatkan nilai lebih bagi bisnis pelanggan.

"Skema bisnis dan total solusi yang kami tawarkan kepada para operator tidak memerlukan investasi yang besar sehingga customer menjadi dimudahkan dan efisien," jelasnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Ririek Adriansyah mengatakan konsolidasi bisnis konektivitas akan memperbesar valuasi anak-anak usaha Telkom. Hal itu sudah dilakukan dengan bisnis menara telekomunikasi yakni menggabungkan menara Telkomsel ke dalam Mitratel.

"Dengan penggabungan ini, unlocking bisnis sektor telekomunikasi di bawah Telkom Group dapat terlaksana," ujarnya.

Ririek menambahkan langkah mengkonsolidasikan bisnis anak usaha Telkom merupakan realisasi dari 5 strategi besar yang dikenal dengan Five Bold Moves, untuk menjadi industri telekomunikasi kelas dunia dengan target antara lain mendorong transformasi bisnis, meningkatkan kapitalisasi pasar (market cap) dengan valuasi Rp 500-700 triliun, unlocking bisnis serta EBITDA yang harus terus bertumbuh.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan langkah penggabungan bisnis menara di anak usaha Telkom dinilai tepat. Ia menjelaskan strategi bisnis akusisi menara Telkomsel oleh Mitratel tersebut justru membuat efisien dan meningkatkan valuasi, serta daya saing perusahaan.

Hal ini terlihat ke depan pengelolaan menara telekomunikasi milik Mitratel bisa disewakan ke semua operator seluler. Selain itu, langkah bisnis akuisisi menara yang dilakukan oleh Mitratel, menjadi revenue stream baru bagi Telkom Group serta ditambah masuknya permodalan (Mitratel) dari investor.
"Pengelolaan Menara yang tadinya cost center, saat ini bisa jadi profit center karena juga bisa diisi oleh operator lain," paparnya.

Tiko juga menyatakan UU Cipta Kerja memungkinkan dan mendorong penggunaan infrastruktur menara untuk layanan bersama (infrastruktur sharing). Selain menara, juga fiber optik bisa digunakan bersama oleh operator. Menurutnya, level persaingannya saat ini bukan lagi di penguasaan infrastruktur, tapi kualitas layanan kepada pelanggan.


Hide Ads