Bed Bath & Beyond (BBBY) terancam bangkrut. Perusahaan ritel ini tengah melakukan beberapa upaya untuk mengembalikan kondisinya.
Dilansir CNN, Kamis (1/9/2022), BBBY akan memberhentikan 20% karyawan perusahaan, menutup 150 toko, dan memangkas beberapa merek barang rumah tangga. Perusahaan juga telah mendapatkan lebih dari US$ 500 juta pembiayaan baru untuk menopang kesulitan keuangannya yang sedang sakit.
Dalam beberapa tahun terakhir, para konsumen telah beralih ke toko lain seperti Target (TGT). Konsumen pun kini dapat dengan mudah menemukan barang dengan harga murah di Amazon (AMZN) dan situs online lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bed Bath & Beyond juga mengatakan, penjualan di toko-tokonya anjlok 26% selama kuartal terakhir. Pengumuman menyangkut pembaruan strategis ini datang selang beberapa hari, setelah investor utama Bed Bath & Beyond melepas hampir seluruh sahamnya di perusahaan tersebut, disusul munculnya laporan bahwa beberapa pemasok menghentikan pengiriman karena tagihan yang belum dibayar.
Bahkan pada awal perdagangan hari Rabu lalu, saham BBBY turun 20%. Sebelumnya, pada Juni lalu, perusahaan mengumumkan telah mengeluarkan CEO Mark Tritton, yang bergabung dari Target (TGT) pada 2019.
Tritton merupakan pelopori pertumbuhan ritel, sebuah strategi yang berhasil di Target, tetapi gagal diterapkan di Bed Bath & Beyond. Bed Bath & Beyond mengungkapkan, mereka akan membalikkan strategi ini.
Artinya, merek nasional akan ditampilkan lebih menonjol, daripada mereknya sendiri. Tiga mereknya juga akan dihentikan, antara lain Studio 3B, Haven, dan Wild Sage.
Di sisi lain, Analis Ritel Independen Berna Barshay mengatakan merek-merek besar mungkin enggan memberikan Bed Bath & Beyond barang-barang terbaik mereka .
"Bed Bath & Beyond secara finansial sangat sulit, jadi akan lebih sulit untuk mempertahankan stok dari vendor utama," kata Barshay.
Simak juga Video: Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM: Picu Inflasi-PHK Massal!