Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan harga telur turun lagi pekan depan. Hal ini beriringan dengan penyaluran telur ayam dari Badan Pangan Nasional ke pedagang pasar tradisional.
Zulhas menjelaskan sebenarnya sejauh ini sudah mengalami penurunan dari sebelumnya sempat di atas Rp 30.000 per kilogram (Kg). Menurutnya saat ini rata-rata harga telur di sejumlah daerah sudah turun ke level Rp 29.000/kg, meskipun masih ada yang di atas Rp 30.000.
"Memang telur masih tinggi, tapi sudah turun, kemarin saya ke Samarinda harga dari Rp 32.000 sudah Rp 31.000. Nah DKI sekitar Rp 30.000 makanya Badan Pangan perlu operasi pasar dibantu kawan-kawan. Jawa Timur Rp 29.000, Jawa Barat Rp 29.000-30.000, tapi Sumatera di bawah Rp 30.0000. Rata-rata dari Aceh sampai Lampung Rp 29.0000," kata ujarnya saat operasi pasar di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sudah mulai turun, mudah-mudahan minggu depan bisa lebih turun lagi," tambahnya.
Zulhas menambahkan, harga telur ayam melonjak saat ini karena permintaan yang tengah tinggi juga. Terutama bisnis makanan memang sudah menggeliat lagi, mulai dari restoran, hotel, dan warteg. Pendorong lainnya yakni harga pakan yang naik.
"Semua sudah buka warteg, restoran, hotel sudah normal, oleh karena itu permintaan melonjak. Agustus juga gitu, banyak pesta acara dan sebagainya. Juga akibat harga pakan yang sedikit naik, tapi sekali lagi sudah berangsur turun harga telur," jelasnya.
Upaya mengendalikan harga telur ini, menurut Zulhas juga harus melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah daerah. Ia mengatakan bahwa hasil rapat koordinasi sebelumnya, bahwa pemerintah daerah dapat menggunakan dana alokasi umum (DAU) untuk membantu biaya transportasi pengiriman pangan sehingga harga pun bisa ditekan.
"Misal telur dikirim dari Kendal ke Jakarta kan jauh, Pemprov DKI Jakarta bisa membantu subsidi dari dana cadangan," tutupnya.