Kepala keuangan Bed Bath and Beyond, Gustavo Arnal (52) tewas diduga melompat dari lantai 18 apartemen pribadinya di Manhattan. Hal ini diidentifikasi oleh Departemen Kepolisian Kota New York.
Pihak kepolisian dalam pernyataan resmi mengatakan, Arnal ditemukan tewas di luar gedung pencakar langit 57 lantai yang mewah di lingkungan Tribeca sekitar pukul 12.30 malam waktu setempat pada Jumat (2/9). Kepolisian menyatakan Arnal tewas dan ditemukan luka di badannya.
Mengutip dari CNN, Senin (5/9/2022) sumber penegak hukum yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan sampai saat ini tidak ada catatan bunuh diri yang ditemukan dan tidak ada dugaan kriminalitas. Meski begitu, kepolisian mengatakan Kantor Pemeriksa Medis Kota New York masihmenyelidiki untuk mencari penyebab kematian dari Arnal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar kabar itu, Bed Bath & Beyond mengatakan dalam keterangan resmi mengaku sangat sedih atas kabar mengejutkan ini. Kemudian, Ketua Independen Dewan Direksi Bed Bath & Beyond Harriet Edelman mengatakan, juga menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada pihak keluarga
"Saya ingin menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga Gustavo. Fokus kami adalah mendukung keluarga dan timnya dan pikiran kami bersama mereka selama masa sedih dan sulit ini. Tolong untuk menghormati privasi keluarga," jelasnya.
Edelman juga menyempatkan mengenang sosok Gustavo, Arnal bergabung dengan Bed Bath & Beyond Inc. pada Mei 2020 setelah berkarier di bidang keuangan di Avon, Walgreens Boots Alliance, dan Procter & Gamble.
Edelman mengatakan Arnal sangat berperan penting dalam membimbing organisasi selama pandemi virus Corona, mengubah pondasi keuangan perusahaan, dan membangun tim yang kuat dan berbakat. "Dia juga seorang rekan terhormat di komunitas keuangan," ungkapnya.
Di sisi lain, belakangan ini keadaan Bed Bath & Beyond memang dalam keadaan yang buruk. Perusahaan sedang mencoba untuk menyelamatkan diri dan berusaha agar keluar dari ancaman kebangkrutan.
Imbas dari keadaan yang memburuk, sebanyak 20% karyawan telah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Kemudian perusahaan juga menutup sekitar 150 toko dan memangkas beberapa merek barang rumah tangga.
Kasus lainnya, Arnal disebut sebagai terdakwa dalam gugatan class action. Arnal, Ryan Cohen, dan pemegang saham besar lainnya diduga terlibat dalam skema pump and dump untuk menaikkan harga saham perusahaan.
Gugatan itu diajukan pada 23 Agustus di Pengadilan Distrik Amerika Serikat (AS) untuk Distrik Columbia. Arnal dan sejumlah terdakwa diduga membuat pernyataan yang menyesatkan ketika berkomunikasi dengan investor mengenai rencana strategis dan kondisi keuangan perusahaan.
(ada/ara)