Jerman Terancam Resesi, Paket Bantuan Rp 962 T Nggak Mempan

ADVERTISEMENT

Jerman Terancam Resesi, Paket Bantuan Rp 962 T Nggak Mempan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 06 Sep 2022 08:35 WIB
The german Reichstag with a dedication to the people in the German capital Berlin
Jerman Terancam Resesi, Paket Bantuan Rp 962 T Nggak Mempan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Achim Schneider / reisezielinfo.
Jakarta -

Dana tambahan € 65 miliar atau Rp 962 triliun (kurs Rp 14.800) yang digelontorkan Jerman belum dapat menyelamatkannya dari jurang resesi. Dana ini merupakan antisipasi dalam menghadapi ancaman kenaikan harga energi.

Jika dijumlahkan, setelah dana tambahan tersebut Jerman telah mengalokasikan total € 95 miliar untuk menekan inflasi sejak perang Rusia dan Ukraina dimulai pada Februari. Sementara, pemerintah menghabiskan € 300 miliar untuk menopang ekonominya selama dua tahun pandemi COVID-19.

"Paket bantuan ketiga tidak banyak mengubah fakta bahwa Jerman kemungkinan akan meluncur ke dalam resesi di musim gugur," kata Kepala Ekonom Commerzbank Joerg Kraemer dilansir Reuters, Selasa (6/9/2022).

Kepala Ekonom ING Carsten Brzeski menyebut, Jerman kemungkinan gagal untuk menyelamatkan ekonominya dari resesi menggunakan dana tambahan tersebut.

Keputusan Rusia untuk berhenti mengirimkan gas melalui pipa Nord Stream 1 menambah kesengsaraan Jerman. Padahal, kapasitas penampungan gas Jerman terisi hingga 85% pada Sabtu lalu. Ditambah lagi, sebelumnya Kanselir Jerman Olaf Scholz juga telah bersumpah negara itu akan melewati krisis ini.

"Paket bantuan tidak dapat mengubah fakta bahwa Jerman telah menjadi lebih miskin sebagai pengimpor energi bersih. Perusahaan harus mengurangi penggunaan energi, yang telah menjadi mahal, dan memotong produksi mereka sesuai," kata Kraemer.

Para ekonom secara luas mendefinisikan resesi sebagai pertumbuhan negatif atau kontraksi selama dua kuartal atau lebih berturut-turut. Ekonomi Jerman pun tumbuh dengan margin tersempit pada kuartal II-2022.

Ditambah lagi perang di Ukraina, berdampak pada lonjakan harga energi, pandemi dan gangguan pasokan sekarang mendorongnya semakin jatuh. Sebuah survei menunjukkan, sektor jasa Jerman mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut di Agustus karena permintaan domestik yang rendah akibat inflasi yang melonjak dan kepercayaan yang goyah.

Di sisi lain, Lembaga Kebijakan Makroekonomi (IMK) yang berafiliasi dengan serikat pekerja melihat, langkah-langkah terbaru dari pemerintah itu kemungkinan mencegah penurunan drastis angka permintaan konsumen dalam beberapa bulan mendatang.

"Langkah-langkah itu bisa setidaknya secara signifikan mengurangi atau bahkan mungkin mencegah resesi yang sekarang membayangi," kata Direktur IMK Sebastian Dullien.

Lihat juga video 'Sri Mulyani: Dunia Tidak Baik-baik Saja, Inflasi di Berbagai Negara':

[Gambas:Video 20detik]



(ara/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT