Jerman Guyur Rp 962 T Antisipasi Krisis Energi, Negara Lain Mau Ikutan?

Jerman Guyur Rp 962 T Antisipasi Krisis Energi, Negara Lain Mau Ikutan?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 05 Sep 2022 09:15 WIB
The german Reichstag with a dedication to the people in the German capital Berlin
Foto: Getty Images/iStockphoto/Achim Schneider / reisezielinfo.
Jakarta -

Jerman berencana menggelontorkan € 65 miliar atau Rp 962 triliun (kurs Rp 14.800) untuk mengantisipasi ancaman kenaikan biaya energi. Angka itu dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya, mencakup bantuan satu kali untuk golongan rentan dan keringanan pajak untuk bisnis padat energi.

Dilansir BBC, Senin (5/9/2022), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, Jerman akan melewati musim dingin dan tidak lagi menjadi mitra energi yang dapat diandalkan. Pemerintah juga akan melunasi satu kali pembayaran gas kepada pensiunan, orang-orang yang menerima tunjangan, dan siswa, serta membatasi tagihan energi.

Sekitar 9.000 bisnis padat energi akan menerima keringanan pajak € 1,7 miliar. Scholz juga menambahkan, pajak atas keuntungan perusahaan energi juga akan digunakan untuk mengurangi tagihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggaran baru ini membuat total pengeluaran untuk bantuan krisis energi menjadi hampir € 100 miliar, dibandingkan € 300 miliar yang dihabiskan untuk intervensi menjaga ekonomi Jerman selama pandemi Covid-19.

Sementara itu, negara-negara di Eropa sedang mempertimbangkan tindakan serupa. Para menteri energi Uni Eropa akan bertemu pada 9 September untuk membahas bagaimana meringankan harga energi.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan dokumen pertemuan tersebut yang dikutip dari Reuters, agenda itu akan mencakup pembatasan harga untuk gas dan dukungan likuiditas darurat bagi pelaku pasar energi.

Harga energi telah melonjak sejak invasi Februari, dan Eropa sedang mencoba untuk melepaskan diri dari energi Rusia. Ukraina juga telah mendesak Eropa untuk bertahan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia berusaha menghancurkan kehidupan normal setiap warga negara Eropa.

Rusia siapkan 'kejutan'. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Dalam pidatonya pada malam Sabtu lalu, dia mengatakan Rusia sedang mempersiapkan serangan energi yang menentukan nasib semua orang Eropa, dan hanya persatuan di antara negara-negara Eropa yang akan menawarkan perlindungan.

Sementara itu, istrinya, Olena mengatakan dalam sebuah wawancara, jika dukungan untuk Ukraina kuat, krisis akan lebih singkat. Dia mengingatkan, sementara kenaikan biaya hidup itu sulit, orang Ukraina membayar dengan nyawa mereka.

Para pejabat Uni Eropa telah memperingatkan kemungkinan akan ada titik kritis dalam beberapa bulan mendatang. Di mana dalam waktu yang bersamaan negara-negara Eropa harus menghadapi krisis akut dan juga masih diminta untuk membantu upaya militer dan kemanusiaan Ukraina.

Aksi protes pun telah terjadi di jalanan ibu kota Ceko, Praha pada Minggu menentang harga energi yang tinggi dan menyerukan diakhirinya sanksi terhadap Rusia. Polisi mengatakan sekitar 70.000 orang hadir, termasuk dari kelompok sayap kanan dan sayap kiri.

Sementara itu, beberapa ratus pengunjuk rasa juga berkumpul di Lubmin, terminal pipa gas Nord Stream dari Rusia, di timur laut Jerman. Mereka menyerukan commissioning Nord Stream 2, pipa baru yang diblokir oleh pemerintah Jerman setelah invasi.

Disusul oleh Rusia yang mengatakan pada dua hari lalu, akan menangguhkan ekspor gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 yang sudah beroperasi tanpa batas waktu.


Hide Ads