Tak hanya itu, modal untuk budidaya bandeng juga cukup besar. Selain perlu lahan tambak, budidaya ikan bandeng juga memerlukan bibit nener, pupuk dan lainnya. Jemi mengatakan dirinya perlu mengeluarkan kocek Rp 10 juta saat awal mula memiliki tambak bandeng.
"Modal saya sekitar Rp 10 juta untuk persiapan pupuk, pengeringan lahan, sewa tenaga untuk balik tanggul yang ada. Pupuk kandang biasanya butuh 10 karung. Kita masih pakai pola-pola tradisional dan alam," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, seiring berjalannya waktu, Jemi juga meminjam modal dari BRI untuk mengembangkan usahanya. Modal ini ia gunakan untuk membeli peralatan tambak hingga melengkapi kios sembakonya. Kini, usaha tambak Jemi pun kian berkembang, bahkan dirinya sudah bisa membeli mobil untuk support usahanya.
"Awal pinjam ke BRI itu Rp 5 juta untuk usaha kios sembako. Dalam perjalanan naik jadi Rp 20 juta untuk beli kompresor, barang-barang kios, lalu naik dari Rp 100 juta dan baru-baru ini Rp 250 juta untuk buat bagan dan perahu, beli mobil hilux untuk support usaha saya ini seperti beli sembako, antar hasil panen. Saya juga biasa ambil hasil tangkapan dari kapal, lalu langsung saya kirim ke Kefa, dan lainnya," katanya.
"Sebelum pinjam BRI awalnya lebih sedikit hasilnya, setelah pinjam ya hasilnya meningkat sedikit. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada BRI yang telah membantu untuk melancarkan usaha saya," pungkasnya.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(fhs/ang)