Kurir paket memang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Bahkan dia yang menjadi sosok yang ditunggu-tunggu saat kita telah belanja online.
Namun demikian, kurir paket memiliki cerita suka dan duka dalam mengantarkan paketnya dari satu tempat ke tempat lainnya. Seperti yang diceritakan Febryansah kurir dari perusahaan ekspedisi J&T Express Indonesia.
Ia bercerita dukanya menjadi kurir sering dimarahi oleh pelanggan atau penerima paket, terutama berkaitan dengan kerusakan paket dan barang yang sampai tidak sesuai. Febry mengatakan hal itu sering sekali terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diomelin orang sering terjadi karena barang tak sesuai. Kita kan prinsipnya tugas kita mengantar aja, kalau tidak sesuai atau rusak bukan ada dikendali kita tapi komplainya banyak ke kurir," katanya kepada detikcom, Jumat (9/9/2022).
Febry juga mengatakan jika paket tidak diterima atau dikembalikan ke gudang, tak akan terhitung dalam jumlah paket yang dia kirim. Menurutnya hal itu yang juga merugikan kurir. Ia mencontohkan hal itu sering terjadi pada pengiriman paket dengan cash on delivery (COD) atau bayar di tempat.
"Kalau COD orangnya nggak nerima kan mau nggak mau balik lagi ke gudang. Itu rugi di kurir karena nggak masuk paket yang kita antar kalau balik lagi ke gudang," tuturnya.
Tidak hanya itu, jika pengiriman lagi sedikit juga mengurangi pendapatan kurir. "Misalnya cuma kirim 30 dalam sehari itu kita pahit banget. Belum lagi kita kan hitung-hitungan masuk ke gudang parkir, bensin, service sendiri semua," lanjutnya.
Sementara sukanya, Febry mengaku banyak pelanggan juga terima yang menggunakan jasa COD memberikan lebihan uang atau tip. Itu yang menjadi tambahan bagi kurir, misalnya untuk makan hari itu.
Dihubungi terpisah, kurir paket bernama Rizky dari Anteraja juga mengatakan hal yang sama. Dirinya sering sekali terkena marah dari pelanggan karena keterlambatan paket yang datang, padahal terkadang kurir juga terkendala cuaca.
"Pelanggan nggak mau tahu kita kan kirim paket depan belakang dua atau tiga karung, posisi misalnya hujan. Nah di aplikasi kan sudah terdeteksi paket dikirim kurir. Kalau sampainya lama kita diomelin, tapi kalau paketnya basah kita juga diomelin," ungkapnya.
"Misal paketnya robek dari gudang induk terus kita benerin pake lakban. Itu juga diomelin katanya kenapa itu dilakban-lakban. Dukanya itu kebanyakan diomelin," tambahnya.
Sukanya, Rizky juga tak jarang mendapatkan tip dari pelanggan yang menggunakan COD dalam pengirim paketnya. "Kadang dilebihin Rp 2.000 kan. Misalnya orang bayar paket Rp 58.000 (uangnya Rp 60.000) sisanya udah ambil aja gitu," pungkasnya.
(ada/das)