Gudang Garam Pikir-pikir Mau Naikkan Harga Rokok

Gudang Garam Pikir-pikir Mau Naikkan Harga Rokok

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 16 Sep 2022 17:13 WIB
Ilustrasi rokok
Ilustrasi Rokok. Foto: Dok. REUTERS/Christian Hartmann/Illustration
Jakarta -

PT Gudang Garam Tbk bicara soal potensi kenaikan harga rokok produksi Gudang Garam. Menurut Direktur Gudang Garam Heru Budiman potensi kenaikan itu ada namun pihaknya tak mau buru-buru. Sampai sekarang belum ada kenaikan harga rokok yang dilakukan.

Menurutnya, kenaikan harga rokok jelas dapat memberikan tambahan pada keuntungan perusahaan, apalagi di tengah berbagai kenaikan harga produksi saat ini. Namun, pihaknya pun harus memperhatikan pergerakan pasar.

Apabila Gudang Garam menaikkan harga sendirian saat kompetitor lain tidak menaikkan harga, bisa-bisa rokok produksinya tidak laku dan perokok beralih ke kompetitor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita kalau mau betulin profitability saja ya naikan harganya, cuma itu bisa bikin volume penjualan turun. Kalau volume turun dan dinikmati kompetitor, saya maka harus berhati-hati naikkan," ungkap Heru dalam Public Expose Bursa Efek Indonesia 2022 yang diadakan secara virtual, Jumat (16/9/2022).

Namun, menurut Heru, apabila tiba-tiba ada kenaikan tarif cukai rokok kembali. Mau tidak mau pihaknya pasti akan menaikkan harga rokok lagi.

ADVERTISEMENT

"Kalau cukai masih naik lagi saya tak ada pilihan lain lagi selain naikkan harga. Syukur-syukur kenaikan harga ini diikutin produsen rokok kelas Gudang Garam lainnya," sebut Heru.

Di sisi lain, Heru juga bicara soal kenaikan harga BBM terhadap pembelian produk rokok Gudang Garam. Kenaikan harga BBM katanya pasti akan berpengaruh pada daya beli masyarakat alias buying power. Menurutnya, bila harga BBM naik maka biaya hidup masyarakat juga akan naik.

Meskipun bagi beberapa kalangan rokok bagaikan menjadi kebutuhan pokok, menurut Heru dengan melemahnya daya beli bisa saja pembelian rokok berkurang.

"Kenaikan BBM akan pengaruhi tadi namanya buying power, itu adalah pendapatan dikontraskan ke kebutuhan hidup," ujar Heru.

Heru berharap meskipun ada kenaikan harga BBM daya beli masyarakat bisa sedikit meningkat karena pandemi COVID-19 yang makin bisa ditangani serta berbagai kelonggaran kegiatan ekonomi.

"Kita tentunya berharap bahwa dengan menurunnya COVID-19 ini juga mungkin daya beli menengah bawah meningkat kembali pelan-pelan," ujar Heru.




(hal/das)

Hide Ads