Per 11 September 2022, sejumlah aplikator layanan jasa transportasi online terpantau sudah menerapkan kenaikan tarif ojek online (ojol). Langkah ini sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 667 Tahun 2022 .
Melalui aturan tersebut, Kementerian Perhubungan juga memangkas batasan maksimal biaya sewa aplikasi di kisaran 15%, dari sebelumnya yang berada di kisaran 20%. Akan tetapi, regulasi pemotongan tarif biaya sewa itu menuai banyak protes karena dianggap sebagai hal yang problematis.
Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah mendorong agar pemerintah mengkaji ulang dampak pemangkasan maksimal biaya sewa aplikasi.
"Di satu sisi tarifnya naik, sementara di sisi lain biaya sewa aplikasi mereka turun. Tentu ini bagus bagi mitra driver, tetapi cukup berbahaya bagi keberlangsungan industrinya," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (20/9/2022)
Piter juga mengkhawatirkan penurunan ini akan memberikan dampak tidak baik bagi aplikator. Terutama dalam melakukan program promosi maupun inovasi keamanan yang menjamin keamanan data aplikasi untuk konsumen maupun untuk mitra pengemudi.
Diketahui, pengembangan teknologi dan program-program promosi merupakan beberapa komponen yang ikut ditopang oleh keberadaan biaya sewa aplikasi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda. Nailul mengkhawatirkan keputusan pemangkasan biaya sewa aplikasi dapat membuat aplikator berada dalam situasi yang sulit.
"Di satu sisi, mereka harus memberikan pelayanan kepada konsumen, dan di sisi lain juga harus memberikan nilai tambah bagi mitra driver," terangnya.
Di sisi lain, Ulfa yang merupakan salah satu mitra pengemudi Gojek menyebut manfaat biaya sewa aplikasi cukup berdampak bagi para driver. Apalagi di tengah kenaikan tarif ojol sebagai imbas dari naiknya harga BBM.
Selain itu, aplikator seperti Gojek juga ikut menaikkan beberapa tarif layanan lainnya. Di antaranya layanan pesan-antar makan, kurir atau pengiriman barang, belanja instan, hingga layanan taksi online.
Dikatakan Ulfa, kenaikan tarif ojol menimbulkan rasa khawatir terhadap berkurangnya jumlah orderan penumpang.
"Kemarin itu banyak kesimpangsiuran terkait tarif ini di kalangan para driver. Terutama ketakutan akan menurunnya order," katanya.
Untuk mendorong jumlah orderan bagi mitra driver, Gojek menghadirkan beragam inovasi produk dan promosi. Mulai dari promosi dengan menggandeng boyband BTS hingga integrasi dengan layanan transportasi publik seperti kereta Commuter Line di Jabodetabek.
Deretan promosi tersebut ditanggung oleh perusahaan melalui biaya sewa aplikasi yang kini justru dipangkas melalui skema tarif terbaru sesuai KP 667 tahun 2022.
Senada, mitra Gojek lainnya Heru Dwi mengatakan dirinya kini memahami fungsi dari biaya sewa aplikasi yang selama ini menjadi komponen dari tarif ojol, terutama Gojek. Salah satunya membantu mengoptimalkan jumlah penumpang bagi driver ojol.
"Sangat jelas, kami jadi paham dengan penggunaan biaya sewa aplikasi itu yang sebenarnya buat kita-kita juga. Terutama untuk bikin promo-promo ke customer, supaya order buat kita makin lancar, sampai ke inovasi yang bikin konsumen semakin sering pakai layanan Gojek," katanya.
"Kami juga merasakan manfaat program swadaya yang membantu kebutuhan pokok mitra dan keluarga. Informasi ini yang diperlukan untuk disampaikan ke lebih banyak teman-teman lain", ungkap Heru.
Simak Video "GoTo Bagikan Saham Gratis untuk Mitra Driver"
[Gambas:Video 20detik]
(fhs/ang)