Proses Pascaproduksi Jadi Penyebab Kandungan BPA di Galon Kemasan

ADVERTISEMENT

Proses Pascaproduksi Jadi Penyebab Kandungan BPA di Galon Kemasan

Atta Kharisma - detikFinance
Kamis, 22 Sep 2022 17:28 WIB
Permintaan air minum terus meningkat saat bulan puasa hingga hari raya Idul Fitri nanti.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan Martin Suhendri mengungkapkan proses pascaproduksi dari pabrik menuju konsumen diduga menjadi penyebab kandungan BPA dalam galon polikarbonat. Hal tersebut ia sampaikan dalam forum bertema Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat Melalui Regulasi Pelabelan Bisphenol A (BPA) pada Air Minum dalam Kemasan (AMDK).

"Proses pascaproduksi seperti transportasi dan penyimpanan AMDK galon, dari pabrik menuju konsumen melalui berbagai media dan ruang yang tidak sesuai prosedur, diduga menjadi penyebab kandungan BPA dalam kemasan galon polikarbonat bermigrasi dalam air," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/9/2022).

Dalam forum yang digelar Senin (12/9) tersebut, BPOM memaparkan kandungan BPA di Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh dan Aceh Tenggara telah melebihi ambang batas yang ditentukan, yakni 0,6 bagian ber sejuta (ppm) per liter. Bahkan di Medan, kandungan BPA mencapai 0,9 ppm per liter.

Martin menjelaskan hasil uji coba pada AMDK yang melebihi 0,6 ppm menunjukkan 3,4% di antaranya ditemukan pada sarana distribusi dan peredaran. Sementara hasil uji migrasi BPA yang 0,05-0,6 ppm menunjukkan 46,97% di sarana distribusi dan peredaran, serta 30,19% di sarana produksi.

Adapun uji kandungan BPA pada AMDK melebihi 0,01 ppm 5% di sarana produksi, serta 8,6% di sarana distribusi dan peredarannya.

Proses pascaproduksi tersebut, terang Martin, diduga menyebabkan kandungan BPA dalam galon polikarbonat bermigrasi dalam air.

"Awalnya kandungnya BPA-nya zero, tetapi di lapangan meningkat karena penanganan yang kurang baik. Sebagai contoh, galon yang terkena panas atau dibanting-banting," sambung Martin.

Karenanya, ia menegaskan perlu dilakukan pengawasan dan perbaikan sistem pasca produksi AMDK. Tujuannya, agar 85 juta lebih konsumen tidak terpapar penyakit degeneratif di masa yang akan datang.

Pernyataan Martin tersebut sejalan dengan keterangan yang disampaikan Guru Besar Teknik Kimia Universitas Diponegoro Prof. Andri Cahyo Kumoro. Sebelumnya, Andri mengemukakan pelepasan BPA pada galon guna ulang rentan terjadi bila galon sampai tergores atau terpapar sinar matahari langsung.

(prf/hns)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT