Harga Porang Terjun Bebas, Petani Minta Pemerintah Turun Tangan

Tapal Batas

Harga Porang Terjun Bebas, Petani Minta Pemerintah Turun Tangan

Dea Duta Aulia - detikFinance
Rabu, 28 Sep 2022 14:04 WIB
Petani Porang di Perbatasan RI-Malaysia
Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

Tak hanya mengalami kerugian secara pribadi, pria yang juga menjadi Ketua Koperasi Produsen Porang Bengkayang Makmur mengatakan seluruh anggota yang tergabung dalam koperasi juga mengalami hal serupa.

Menurutnya, mereka yang saat ini sudah terlanjur menanam tanaman tersebut cenderung kebunnya dibiarkan saja tanpa diberikan pupuk atau perawatan lainnya. Hal itu dilakukan semata-mata karena harga beli porang di pasar tidak sebanding dengan biaya perawatan yang harus dikeluarkan oleh petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang mereka yang sudah nanam (porang) ya dibiarkan saja. Kalau kebun saya porangnya masih ada tapi tidak diurus," katanya.

Sarno mengatakan para petani porang di daerah perbatasan berharap agar terdapat pabrik atau pembeli skala besar yang mampu menampung komoditas tersebut di Kalimantan Barat. Sehingga biaya distribusi bisa ditekan.

ADVERTISEMENT

Perbaikan harga beli porang pun harus dilakukan. Ia menuturkan idealnya agar para petani mendapatkan keuntungan harga porang berkisar di atas Rp 5.000 sampai Rp 7.000/kg. Dengan begitu biaya perawatan hingga distribusi tanaman tersebut dapat tertutupi.

"Kawan-kawan petani porang harga itu kalau di bawah Rp 5.000/kg tidak mau harus di atas Rp 5.000/kg. Kalau di sini mintanya Rp 7.000/kg itu sudah untung," jelasnya.

Ia menuturkan jika dua aspek tersebut bisa teratasi para petani yang tergabung dalam koperasi tersebut siap untuk kembali memproduksi porang kembali.

"Di Bengkayang porang sudah jelas ditanam dan tumbuh, hasilnya melampaui target di Jawa, petani, bibit, lahan, tanaman, dan organisasinya sudah ada," katanya.

Meskipun mengalami sejumlah masalah, semangat Sarno dalam berwirausaha patut diacungkan jempol. Pasalnya ia kerap memanfaatkan dana pinjaman dari Bank BRI untuk membuka usaha lain yang cukup menguntungkan.

"Lebih seringnya buat modal usaha, dari toko, rumah. Menurut saya BRI sangat membantu para nasabah yang menggunakan dengan sebaik-baiknya, artinya pinjamnya untuk apa. Pernah untuk menanam sawit, ada juga pinjam ke BRI untuk bangun walet, Alhamdulillah salah satunya pinjaman dari BRI, BRI sangat membantu, dengan catatan, kalau meminjam, harus membayar setiap bulannya sesuai perjanjian," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


(akd/ang)

Hide Ads