Pemerintah Inggris mau membatalkan rencana pemangkasan pajak untuk orang-orang kaya. Musababnya, ekonomi negara itu tengah terpuruk.
Dilansir CNN, Selasa (4/10/2022), Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng menyebut, pembatalan ini dipicu mundurnya beberapa anggota dari parlemen dan pekan yang gelap untuk ekonomi Inggris.
Pada pernyataannya kemarin, Kwarteng mengatakan, pemangkasan pajak untuk orang yang berpenghasilan lebih dari US$ 170.000 telah menjadi gangguan terhadap langkah pemerintah untuk menangkal krisis energi dan upaya membangkitkan ekonomi.
"Kami paham dan kami sudah dengarkan," ujar Kwarteng.
Pernyataan itu menunjukkan penurunan yang besar bagi Perdana Menteri baru Liz Truss, yang pemerintahannya mengusulkan pemotongan pajak, termasuk pemotongan tarif tertinggi pajak penghasilan menjadi 40% dari 45%.
Pengunduran diri parlemen ini terjadi 24 jam setelah Truss menyadari ada kesalahan dalam mempersiapkan 'anggaran mini' Kwarteng.
Pemotongan yang diusulkan sebesar 45 miliar pound sterling (US$ 50,5 miliar) akan menjadi yang terbesar dalam 50 tahun. Truss dan Kwarteng mengatakan mereka merasa sangat perlu untuk mengeluarkan Inggris dari zona ekonomi yang lesu selama bertahun-tahun.
Tetapi pemotongan tersebut mengirim pound jatuh ke posisi terendah bersejarah terhadap dolar AS, dan memicu kekacauan di pasar untuk utang Inggris karena akan membutuhkan peningkatan besar dalam pinjaman pemerintah. Tingkat bunga melonjak, dan beberapa dana pensiun berjuang untuk tetap mampu bertahan.
Simak Video "Banyak Moge Dijual di Situs Jual-Beli Online Usai Teguran Sri Mulyani"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)