Mantan kepala Federal Reserve AS (The Fed) pada krisis keuangan 2008, Ben Bernanke menerima penghargaan Nobel ekonomi. Ia menjadi satu dari tiga penerima Nobel tersebut
Selain Bernanke, ada nama Douglas Diamond dan Philip Dybvig, yang masing-masing adalah profesor di Universitas Chicago dan Universitas Washington di St Louis, Missouri.
The Royal Swedish Academy of Sciences mengatakan, penelitian yang dilakukan Ben Bernanke mengubah pemahaman tentang krisis keuangan. Wawasannya meningkatkan kemampuan untuk menghindari krisis ekonomi serius.
Penelitian Bernanke fokus pada upaya menghindari runs on bank, atau penarikan dana besar-besaran oleh nasabah bank. Penelitiannya menunjukkan bank runs memperburuk krisis ekonomi yang melanda dunia tahun 1930-an.
Bernanke kemudian menerapkan pelajaran itu selama memimpin Federal Reserve AS periode 2006-2014.
Saat krisis keuangan melanda, dia mendorong The Fed campur tangan secara agresif, memangkas suku bunga dan membantu mengatur dana talangan dari beberapa bank besar AS. Secara politis langkah ini dianggap kontroversial.
Namun tahun 2020, strategi Bernanke digunakan lagi oleh The Fed dan bank sentral lainnya. Tujuannya menstabilkan ekonomi yang saat itu dihantam pandemi COVID-19.
"Pemenang Nobel telah memberikan dasar untuk pemahaman modern kita tentang mengapa bank dibutuhkan, mengapa mereka rentan dan apa yang harus dilakukan tentang hal itu," kata ekonom Universitas Stockholm John Hassler yang juga anggota komite hadiah, dikutip dari BBC, Selasa (11/10/2022).
"Kami juga dapat mencatat meskipun krisis keuangan memiliki konsekuensi besar, termasuk akibat COVID-19, tapi tidak menyebabkan depresi seperti tahun 30-an," sambungnya.
Baca juga: Gen Z Jangan Asal 'YOLO', Inflasi Mengintai! |
Sementara itu Bernanke baru mengetahui ia menang Nobel setelah diberitahu putrinya. Ponselnya mati sehingga panitia gagal menghubunginya.
"Saya merasa sangat terhormat menjadi co-winner," kata Bernaker. Dia mengatakan penghargaan itu tidak pernah ia duga.
(dna/dna)