Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali berbicara mengenai ancaman ekonomi dunia. Kenaikan harga pangan menjadi salah satu bukti dari ancaman tersebut.
Hal itu disampaikannya melalui akun Instagram resminya bercentang biru. Sri Mulyani mengunggah beberapa foto kegiatannya selama di Washington DC, Amerika Serikat (AS) dalam rangka menghadiri pertemuan rangkaian kegiatan G20.
Kegiatan yang dia bagi adalah saat dia makan bersama tim Kementerian Keuangan di sela-sela padatnya acara di Washington DC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengajak tim Kemenkeu untuk makan di Chipotle, makanan casual ala Mexico dengan Taco dan Burrito, populer di kalangan masyarakat kebanyakan Amerika Serikat yang rasanya sesuai dengan lidah melayu kita," tulisnya dalam akun @smindrawati, dikutip Selasa (18/10/2022).
Sambil mengunggah foto saat dia makan taco, Sri Mulyani justru membeberkan ancaman ekonomi dunia saat ini yakni inflasi. Hal itu terbukti dari harga taco yang dia makan mengalami kenaikan.
"Inflasi dan kenaikan harga-harga pangan dan energi di seluruh dunia terlihat dampaknya. Satu menu taco atau burrito yang sebelumnya berharga US$ 7,5-8 sekarang melonjak US$ 12-13," terangnya.
Dia menjelaskan kenaikan harga barang yang sangat tinggi menyebabkan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga secara drastis dan cepat. Alhasil terjadi pengetatan likuiditas dolar AS untuk mengendalikan sisi permintaan. Ujungnya dolar AS semakin kuat dan mempengaruhi seluruh perekonomian dunia.
Menurut Sri Mulyani lonjakan harga (inflasi) di AS yang diikuti kenaikan suku bunga the Fed, serta penguatan dolar AS menyebabkan terjadinya perlemahan ekonomi atau resesi ekonomi dunia.
"Kondisi ini juga akan mengancam banyak negara-negara miskin dan negara-negara berkembang yang posisi APBN (Keuangan Negara) lemah akan mengalami krisis keuangan," ucapnya.
Sri Mulyani menegaskan bahwa kompleksitas perkembangan ekonomi dunia dengan ancaman krisis pangan, energi dan krisis keuangan ini dibahas di forum G20 dan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia.
"Kita harus waspada dengan kondisi dunia yang memburuk- meskipun tetap optimis dengan momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Mari jaga bersama perekonomian kita," tutupnya.
Simak juga video 'Jokowi Wanti-wanti Ekonomi Dunia Tahun Depan Gelap':