Airlangga Bahas Kemitraan Strategis-Pemulihan Ekonomi RI di Forum CSIS

Airlangga Bahas Kemitraan Strategis-Pemulihan Ekonomi RI di Forum CSIS

Atta Kharisma - detikFinance
Selasa, 25 Okt 2022 18:13 WIB
Kemenko Perekonomian
Foto: Kemenko Perekonomian

Airlangga juga menyampaikan tentang lesson learned yang diperoleh Indonesia di masa pandemi. Pertama, dalam situasi ekonomi yang sulit pendekatan kebijakan harus fleksibel dengan semua instrumen kebijakan yang harus siap dan memiliki kapasitas maksimal. Kedua, di masa pandemi respons kebijakan kesehatan dan ekonomi harus dilakukan secara bersamaan.

Ketiga, menjaga momentum pertumbuhan adalah kunci keberhasilan strategi kebijakan untuk mengatasi pandemi. Airlangga menjelaskan di bawah Komite PC-PEN, Indonesia menerapkan kebijakan 'Gas dan Rem' untuk menyeimbangkan aspek kesehatan (kehidupan) dan aspek ekonomi (penghidupan). Keempat, sambung Airlangga, pentingnya meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan di dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya percaya bahwa pada masa-masa perlambatan ekonomi adalah kesempatan bagi negara-negara seperti Indonesia untuk melakukan reformasi struktural. Reformasi yang mungkin bisa membutuhkan waktu 70 tahun untuk menyelesaikannya, namun Indonesia bisa melakukannya selama pandemi COVID-19 sehingga ketika pandemi hampir berakhir, kami mulai melakukan restrukturisasi dan reformasi ekonomi," terangnya.

Airlangga mengungkapkan Indonesia mampu memanfaatkan momentum pandemi COVID-19 untuk mengembangkan transformasi digital. Di antaranya, penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan mengembangkan sistem e-payment menggunakan QR/QRIS.

ADVERTISEMENT

Ia menyampaikan Indonesia berkomitmen untuk turut berperan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global melalui transformasi energi lewat upaya diversifikasi serta konservasi energi.

Pada kesempatan yang sama, Airlangga juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas likuiditas dan nilai tukar. Pada bulan Maret 2022, US Federal Reserve telah meluncurkan Foreign and International Monetary Authorities (FIMO), di mana Bank Indonesia telah mendapatkan akses ke FIMO melalui repurchase agreement line senilai US$ 60 miliar.

Pada Presidensi G20 Indonesia, sambung Airlangga, terdapat empat agenda utama yang diangkat, yakni Global Public Health System, Economic Transformation and Digitalization, Food and Energy Security dan Green Energy Transition. Agenda-agenda ini akan terus berlanjut pada G20, mengingat relevansinya baik terhadap perekonomian negara berkembang maupun negara maju.


Hide Ads