Sebagai tambahan informasi, hubungan Twitter dan Elon Musk selama proses akuisisi tidak berjalan mulus. ia mulai memutuskan untuk membeli Twitter (TWTR) seharga US$ 54,20 atau setara Rp 840,10 ribu per saham yang beredar pada bulan April lalu.
Namun tidak lama berselang, Musk berupaya untuk menangguhkan kesepakatannya itu. Awalnya ia khawatir atas prevalensi bot di Twitter dan kemudian menambahkan klaim dari pelapor perusahaan. Twitter (TWTR) pun akhirnya menggugatnya untuk menindaklanjuti akuisisi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan demi bulan pun berlalu, dipenuhi dengan pertikaian antar kedua pihak itu. Pertikaian pun berujung pada Pengadilan Kanselir Delaware, di mana sidang direncanakan akan digelar untuk menentukan nasib keduanya.
Awalnya, sidang akan digelar pada 17 Oktober. Namun tiba-tiba, pihak Musk menyatakan kembali siap membeli Twitter dengan harga awal yang dulu telah disepakati. Hakim yang mengawasi pun memberi kedua belah pihak waktu hingga 28 Oktober untuk menyelesaikan kesepakatan atau menghadapi persidangan November.
Pada hari Kamis, Musk sempat mengirim pesan yang dimaksudkan untuk meyakinkan para pengiklan bahwa setelah akuisisi, Twitter tidak akan menjadi wadah yang buruk untuk berinvestasi.
"Alasan saya mengakuisisi Twitter adalah karena penting bagi masa depan peradaban untuk memiliki alun-alun kota digital yang sama, di mana berbagai keyakinan dapat diperdebatkan dengan cara yang sehat, tanpa menggunakan kekerasan," kata Musk dalam pesan tersebut, dikutip dari CNBC.
"Saat ini ada bahaya besar bahwa media sosial akan terpecah menjadi ruang gema sayap kanan jauh dan sayap kiri jauh yang menghasilkan lebih banyak kebencian dan memecah masyarakat kita," lanjutnya.
Dan pada awal pekan ini, Bos Tesla dan SpaceX itu tiba di kantor pusat Twitter dengan membawa wastafel. Aksinya ini juga turut diunggah olehnya di Twitter. Musk juga memperbarui deskripsi Twitter-nya menjadi 'Chief Twit'.
"Entering Twitter HQ - let that sink in!," bunyi cuitan tersebut.
(dna/dna)