Uang Belanja Negara Masih Sisa Rp 1.200 T, Bisa Habis Akhir Tahun?

Uang Belanja Negara Masih Sisa Rp 1.200 T, Bisa Habis Akhir Tahun?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 28 Okt 2022 19:15 WIB
Petugas menyusun uang di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Jumat (17/6/2016). Bank BUMN tersebut menyiapkan lebih dari 16.200 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melayani kebutuhan uang tunai saat lebaran. BNI memastikan memenuhi seluruh kebutuhan uang tunai yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 62 triliun atau naik 8% dari realisasi tahun sebelumnya. (Foto: Rachman Harryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Anggaran belanja negara disebut masih menyentuh Rp 1.200 triliun. Padahal tahun 2022 tinggal dua bulan lagi.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Bincang APBN.

Dia menyebutkan saat ini masih ada sekitar Rp 1.192,5 triliun daripagu belanja negara sesuai dengan Perpres 98/2022 sebesar Rp 3.106,4 triliun. Realisasinya baru mencapai Rp 1.913,9 triliun atau 61,6% hingga 30 September 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daftar belanja Rp 3.000 triliun kalau dieksekusi semua. Itu masih ada Rp 1.200 triliun yang akan dispend (dibelanjakan) dalam dua bulan ke depan. That's really big money," kata dia dalam acara Bincang APBN, Jumat (28/10/2022).

Dia meyakini jika pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 akan tetap kuat meski anggaran belum terserap semua. Dia memprediksi jika pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dari kuartal II 2022.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menjelaskan sisa uang belanja negara Rp 1.200 triliun itu tak berarti harus dihabiskan.

Dia menyebut memang untuk menghabiskan uang itu menjadi tantangan besar untuk pemerintah. "Kalau memang belum terserap kita pastikan akan diserap berkualitas, bukan kemudian harus jor-joran dibelanjakan," ujarnya.

Febrio mengungkapkan, pemerintah bisa menghemat anggaran dan meningkatkan kualitas belanja.

Nantinya, menurut Febrio uang negara ini bisa jadi dana tambahan atau cadangan pemerintah untuk APBN tahun depan.

"Jadi, tahun depan itu diantisipasi menghadapi ketidakpastian yang tinggi tahun depan. Bisa punya cash buffer yang cukup dari tahun 2022," ujar dia.

(dna/dna)

Hide Ads