Cerita Zulhas Dimodali Perhiasan Orang Tua, Dilarang Pulang Sebelum Sukses

Cerita Zulhas Dimodali Perhiasan Orang Tua, Dilarang Pulang Sebelum Sukses

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 01 Nov 2022 09:03 WIB
Zulkifli Hasan dilantik menjadi menteri perdagangan menggantikan M Lutfi. Sertijab jabatan Menteri Perdagangan dilakukan di Auditorium Gedung Utama Kamendag, Jakarta.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan/Foto: Dok. Kementerian Perdagangan
Wonosobo -

Terus belajar dan jiwa yang kuat menjadi kunci untuk meraih kesuksesan. Setidaknya, hal itu pesan yang disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kepada siswa-siswi di SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo.

Pria yang akrab disapa Zulhas menceritakan pengalamannya saat menempuh pendidikan dulu di Lampung Selatan. Kala itu di tahun 1970-an ia menempuh pendidikan madrasah ibtidaiah yang fasilitasnya serba terbatas.

Bahkan, untuk mencapai sekolah tersebut Zulhas harus menempuh jarak 5 kilometer (KM) jalan kaki dari rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekolah kami dari geribik, geribik itu bambu. Alasnya tanah, kalau hujan ya bocor. Yang sekolah ada juga yang cuma pakai celana pendek, nggak ada bajunya. Saya sudah pakai celana pendek, kaosnya ada, lumayan punya," katanya di SMK 1 Muhammadiyah Wonosobo, Selasa (1/11/2022).

Kondisinya kala itu pun juga terbatas. Saat itu, penerangan hanya memanfaatkan lampu minyak.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau bangun tidur yang dibersihin pertama hidung hitam. Itu lah keadaan saya sekolah," ujarnya.

Namun, kini ia bisa mendatangi tempat ini ketika menjadi Menteri Perdagangan. Ia pun meminta para siswa-siswi yakin bisa jadi apa saja karena belajar di sekolah yang terbaik.

Ia melanjutkan, untuk menjadi orang sukses itu tidak mudah. Ia mengaku, sedari kecil telah diajari ibunya mengaji. Kemudian, diajari tidak merokok, sehingga ia punya uang untuk beli buku. Ia pun tekun belajar dan mengetahui banyak hal.

Zulhas merantai modal perhiasan orang tua. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Tonton juga Video: Mendag Zulhas Minta HIPMI Jaya Dukung Pemerintah Pulihkan Ekonomi

[Gambas:Video 20detik]




Tak hanya itu, ia juga dilatih ibunya puasa Senin-Kamis. Kemudian, ia juga diajari untuk bangun pagi dan diberikan tugas memukul bedug masjid sebagai tanda waktu subuh. Baginya, itu merupakan bentuk dari penguatan jiwa.

"Untuk menjadi anak-anak yang sukses ilmunya, belajarnya diperkuat. Tapi juga jiwanya juga dilatih, pribadinya dilatih agar menjadi pribadi yang tangguh dan kokoh, nggak cengeng," katanya.

Lulus dari madrasah ibtidaiah, ia menempuh pendidikan di madrasah tsanawiyah. Lagi, untuk sekolah pun penuh perjuangan. Sebab, ia harus menempuh jarak sejauh 120 km.

"Waktu masuk tsanawiyah itu, nggak ada di kampung saya, saya mesti merantau lagi kira-kira 120 km jauhnya," katanya.

Namun, Zulhas mengatakan, waktu di tsanawiyah ia tak sanggup belajar Bahasa Arab. Oleh perintah ibunya, ia diminta untuk merantau ke Jakarta, setelah empat tahun pindah ke SMA. Dengan modal perhiasan orang tua, Zulhas diminta untuk tak kembali sebelum sukses.

"Emak saya bilang, ini modal kamu berangkat, saya dikasih gelang satu, kalung satu, sama cincin bukan berlian, tapi dari Martapura itu, intan ini modal kamu. Kata emak saya jangan pulang kalau nggak sukses. Baru tiga bulan di Jawa, di Jakarta, emak saya wafat. Itu perjuangan," katanya.

Namun, Zulhas mengatakan dirinya telah dibekali mental yang tangguh. Menurutnya, dengan modal itu, walaupun kondisi sekolah pas-pasan bisa menjadi sukses.

"Dengan modal itu walaupun sekolahnya pas-pasan bisa, bisa juga sukses," ujarnya.


Hide Ads