Ditanya Soal PHK Massal Industri Tekstil, Ganjar: Nggak Ada, Mana Datanya?

Ditanya Soal PHK Massal Industri Tekstil, Ganjar: Nggak Ada, Mana Datanya?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 07 Nov 2022 15:15 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Ditanya Soal PHK Massal Industri Tekstil, Ganjar: Nggak Ada, Mana Datanya?/Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Pengusaha menyebut industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sedang tidak baik-baik saja. Ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di beberapa perusahaan yang jumlahnya mencapai puluhan ribu karyawan.

Salah satu daerah yang punya banyak pabrik TPT adalah Jawa Tengah (Jateng). Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan PHK massal tersebut belum terjadi dan masih sebatas kekhawatiran saja.

"Dikhawatirkan ya. Nggak (ada PHK massal), mana datamu? Ayo kita tunjukin. Ada beberapa yang terjadi karena kondisi masa lalu jadi yang belum selesai itu karena dia punya sengketa di internalnya, tapi yang sifatnya massal karena situasi hari ini saya rasa belum ada," kata Ganjar ditemui di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar mengaku sudah berdialog dengan para buruh beberapa hari lalu membahas soal Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Pada kesempatan itu, Ganjar juga bertanya soal data PHK massal.

"Saya tanya boleh enggak anda kasih data ke saya terkait PHK masal, sampai hari ini di tempat kami masih belum ada yang lapor maka itu hari ini saya mau cross check," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, jika memang ada PHK itu terjadi tidak di satu perusahaan sehingga jika dijumlahkan nilainya jadi banyak.

"Ternyata kita lihat satu persatu bukan karena PHK masal, bukan satu perusahaan, ya itu ada satu perusahaan bermasalah yang ini bermasalah tapi apapun namanya kita menjaga betul agar bisa tidak terjadi itu," tambahnya.

Ganjar setuju harus ada dialog antara pemerintah, pelaku usaha, dan buruh untuk menjaga iklim usaha tetap sehat.

"Kalau kebijakan ekonomi ini membutuhkan insentif dari pemerintah, ya pemerintah mesti lakukan agar ini stabil kan kondisinya lagi enggak stabil. Kondisinya lagi enggak enak semuanya maka dinamika pengambilan keputusan haurus mengikuti situasi dan kondisi itu. Enggak bisa kita pakai buku-buku lama, pake teori wong situasinya sudah berubah, turbulens gitu," ucapnya.

Lanjut ke halaman berikutnya

Sebelumya diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengungkapkan, perlambatan global berimbas ke industri TPT di dalam negeri.

"Sudah banyak anggota API yang melakukan pengurangan waktu kerja. Dari tujuh hari setiap minggu menjadi lima hari dalam seminggunya," kata Jemmy dikutip dari CNBC Indonesia.

"Logistik sudah tidak semahal dulu. Sekarang masalahnya order atau permintaan menurun akibat pelemahan global. Ukraina-Rusia memperparah keadaan global," tambahnya.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, jumlah karyawan yang dirumahkan terus bertambah.

"Perumahan karyawan dan PHK masih terus bertambah. Per hari Selasa (2/11/2022) sekitar 78.000 orang. Pengurangan order juga masih terus," kata Redma.

Pabrik-pabrik yang melakukan efisiensi itu, kata dia, tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah.


Hide Ads