Ekonomi RI Tumbuh 5,72% di Kuartal III-2022, tapi Akhir Tahun Diprediksi Melambat

Ekonomi RI Tumbuh 5,72% di Kuartal III-2022, tapi Akhir Tahun Diprediksi Melambat

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 09 Nov 2022 15:54 WIB
foto profil
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 akan lebih lambat dibandingkan kuartal III-2022 yang mencapai 5,72%. Hal itu dikarenakan siklus perekonomian yang biasanya memang melambat di akhir tahun dan high base-effect di kuartal IV-2021 yang tumbuh sebesar 5,02%.

"Untuk pertumbuhan ekonomi di triwulan IV diperkirakan akan sedikit mengalami moderasi," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Rabu (9/11/2022).

Terlepas dari itu, secara keseluruhan 2022 Kementerian Keuangan memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi tetap berada pada kisaran 5-5,3%. Hal ini melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang relatif tinggi seiring dengan kondisi COVID-19 yang jauh lebih terkendali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau pemerintah optimis, itu karena memang ada landasan objektifnya, yakni berbagai indikator ekonomi makro yang terus menguat, implementasi berbagai kebijakan yang cukup efektif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, pengelolaan APBN yang prudent, responsif dan efektif sebagai instrumen countercyclical sekaligus sebagai peredam gejolak sehingga keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional dapat terus dijaga," ujarnya.

Selain itu, pemerintah optimis pertumbuhan sepanjang tahun tetap tinggi karena intervensi kebijakan pemerintah dilakukan baik dari sisi supply maupun demand untuk mendukung daya beli masyarakat baik dalam bentuk berbagai program bansos, subsidi, maupun pengendalian inflasi.

ADVERTISEMENT

Dari sisi pengeluaran, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih relatif tinggi sebesar 5,4% (yoy). Hal ini sejalan dengan beberapa indikator konsumsi masyarakat, termasuk rata-rata Indeks Penjualan Riil yang tumbuh 5,5% pada triwulan III-2022 (yoy).

Meski begitu, konsumsi pemerintah secara tahunan masih terkontraksi sebesar 2,9 (yoy), namun konsumsi pemerintah dapat tumbuh 11,7% (qtq) dibandingkan dengan triwulan II-2022.

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) menguat sejalan dengan meningkatnya aktifitas ekonomi nasional dan membaiknya keyakinan pelaku usaha. Tingkat pertumbuhan PMTDB atau investasi meningkat dari sebelumnya 3,1% di triwulan II menjadi 5,0% di triwulan III (yoy). Secara triwulanan, investasi triwulan III tumbuh 6,5% (qtq) dibandingkan triwulan II. Investasi non-bangunan, khususnya mesin dan kendaraan komersial, tumbuh pesat sebesar 17,1% (yoy).

Di tengah tren melambatnya perekonomian global, kinerja neraca perdagangan Indonesia masih kuat. Ekspor terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, demikian juga dengan impor yang tumbuh kuat dalam rangka mendukung kebutuhan pasokan untuk ekspansi produksi dalam negeri. Ekspor secara riil tumbuh 21,6% (yoy) di triwulan III-2022, sementara impor tumbuh 23,0% (yoy).

"Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global" jelas Sri Mulyani.

(aid/dna)

Hide Ads