Elvira mengungkapkan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang bisa dimitigasi melalui penggunaan air yang efisien, penggunaan pestisida secara bijaksana, dan pengelolaan sampah.
"Bagi Sampoerna, keberlanjutan berarti memastikan komoditas secara berkelanjutan serta aspek lingkungan dan sosial ekonomi untuk seluruh rantai nilai, termasuk petani," sebut Elvira.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Lead, Sustainable Investment & Inclusion Grow Asia Erin Sweeney mengatakan meski memiliki potensi besar, sektor agrikultur memiliki sejumlah tantangan. Akibatnya, kontribusi pada perekonomian dan pemberdayaan masyarakat pun serigkali kurang maksimal.
"Adaptasi terhadap perubahan iklim adalah kesempatan investasi, tapi di Asia Tenggara adopsinya di sektor pertanian masih tertinggal," ungkap Erin.
Bahkan menurutnya, solusi dengan teknologi sederhana pun sulit dilakukan karena masalah skala ekonomi. Akibatnya, akses ke lembaga keuangan pun masih minim.
"Masalah ekonomi seringkali menjadi bottleneck untuk inovasi di sektor agrikultur berskala besar di Asia. Mereka terlambat mendapatkan modal masuk untuk agrikultur dan memiliki ancaman ketahanan pangan," jelas Erin.
Meski demikian, pemerintah bersama berbagai stakeholder tetap bisa menjadikan sektor agrikultur menjadi pendorong dengan empat syarat. Pertama, meningkatkan literasi finansial. Kedua, meningkatkan infrastruktur keuangan. Ketiga, meningkatkan inklusi pada rantai pasok. Terakhir meningkatkan prosedur penilaian risiko.
(ncm/ega)